ahmadnursanto

Kamis, 06 Oktober 2016

MASALAH / UJIAN / MUSIBAH


MASALAH  / UJIAN / MUSIBAH

Siapa yang tidak pernah punya masalah ? setiap manusia pasti punya masalah.
Siapa yang tidak pernah diuji ? setiap manusia sedang menjalani ujian.
Siapa yang tidak pernah terkena musibah? Setiap manusia pernah mendapat musibah walau ringan kadarnya.

Masalah – ujian – musibah merupakan pernak pernik kehidupan yang mengiringi manusia semenjak pertama kali membuka mata sampai nanti kembali menutup mata.

Ketiga istilah ini seringkali dipahami negatif sehingga manusia selalu berusaha menghindarinya.  Walaupun sebenarnya ia sadar bahwa hidup tidak akan lepas dari tiga kejadian tersebut.
Adalah sebuah masalah bila kita tidak memahami dan menempatkan tiga istilah tersebut dengan benar.

Beberapa dan mungkin kebanyakan kita salah dalam menyikapi sesuatu lantaran tidak memahami  ia sedang diuji, sedang mendapat masalah atau sedang mendapat ujian.
Untuk itu, coba kita bedakan tiga istilah ini dengan santai dan tetap fokus supaya tak jadi tambah masalah hehe.

Masalah itu sesuatu yang harus dipecahkan, dicari solusi dan diselesaikan.
Ujian adalah sesuatu yang harus dilalui sampai akhir untuk mengetahui dan meningkatkan mutu yang diuji.
Sedang Musibah adalah sesuatu yang harus diterima dalam perjalanan hidup.

Ada titik perbedaan yang harus kita pahami:

“Masalah harus dipecahkan dan diselesaikan”, “Ujian harus diterima dan dilalui sampai selesai”, dan “Musibah itu harus diterima”

Oleh karena itu,
Hidup adalah ujian yang di dalamnya ada masalah yang harus diselesaikan dan kadang ada musibah yang harus diterima.

Sesuatu yang menimpa kita harus kita tempatkan dengan benar: ia masalah, ujian atau musibah.
Masalah butuh solusi dan jalan keluar juga harus segera diselesaikan.
Ujian tidak butuh diselesaikan, ia hanya perlu dilewati dengan benar.
Sedang musibah, ia hanya perlu diterima dengan ikhlas dan lapang dada.
Selesai !!!

Hidup itu ujian (Quran surat Al Mulk ayat 2) maka jalani dengan cara yang benar. Terima dan lalui dengan sikap yang sesuai petunjuk Si Pembuat Ujian. toh ujian ada selesainya dan ujian tidak boleh berhenti di tengah jalan.

Jadi,  ketika timbul masalah dalam hidup maka yang diselesaikan adalah masalahnya, bukan hidupnya. Karena hidup adalah ujian. bukan kita yang menentukan kapan usainya. Justru ketika hidup diakhiri sendiri, disitu ada adzab menanti. Neraka ancamannya karena ia gagal melewati ujian.

Oleh karena itu, dalam ekonomi, keuangan, kesehatan, dan lainnya yang ada adalah “masalah” bukan ujian. sehingga dalam bidang tersebut harus dicari solusi dan segera diselesaikan dan tidak boleh dianggap ujian yang hanya dilalui saja. Ia adalah masalah yang perlu diakhiri.

Makanya kita tidak pernah mendengar istilah “ujian ekonomi, ujian keuangan, ujian bidang kesehatan, dll” karena ia hanya masalah yang timbul dalam kehidupan manusia.

Kita sering mendengar istilaah “ujian” dalam ranah pendidikan. Misalnya Ujian tengah semester, Ujian akhir semester, sampai Ujian akhir nasional. Memang betul semua itu adalah “ujian”.  Maka seorang siswa harus melalui tahap itu dan tidak bisa tidak. Haram hukumnya seorang siswa cepat-cepat mengakhiri dan apalagi tidak mengikutinya.

Di tata cara terbaru pun, “ujian sekolah” semakin sesuai namanya. Dari segi waktu, misalnya. Sekarang siswa yang mengikuti “ujian” harus tetap di tempat duduk sampai waktu ujian selesai. Ia tidak boleh keluar meninggalkan kelas walaupun sudah menyelesaikan soal / masalah nya. Ini sudah betul. Memang “ujian “ itu harus dilalui sampai akhir.

Musibah. Sering kita dengar kata muslibah dan berkonotasi negatif. Misalnya musibah bencana alam, musibah kematian, musibah kecelakaan, dan sebagainya. Tidak salah memang penempatan kata “musibah” untuk membuat rangkaian kata tersebut. Sesuatu negatif yang mengenai kehidupan kita memang “layak” disebut “musibah”.

Masalahnya, kita sering salah menyikapi “musibah”.
Padahal “musibah” adalah sesuatu yang harus diterima dalam hidup. mau gak mau ia pasti datang dan teri ma dak terima ia harus diterima. Ia harus ikhlas diterima saat itu juga.  

Alloh memberi “musibah” supaya manusia bersabar terhadap ketentuanNya. Solusinya ya “sabar” itu. Dan kesabaran itu akan diganjar kebaikan dan surga. Dalam al baqarah ayat 157 disebutkan bahwa yang sabar dalam menerima ‘musibah” lalu megembalikan musibah itu sebagai ketentuan dari Ilahi,  maka mereka itu yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.

Maka “musibah” tidak harus sesuatu yang jelek. Kecantikan, ketampanan, kekayaan, kegagahan dan sebagainya itu bisa jadi adalah “musibah” yang digunakan untuk menguji kita.

“musibah’ tidak boleh ditolak, bahkan tidak bisa ditolak. Ya diterima saja dan disikapi dengan benar. Hanya saja “musibah” bisa jadi diberikan lantaran kita berbuat salah dan dosa. Untuk itu supaya “tidak mudah” terkena musibah ya berbuatlah yang baik sesuai aturan yang benar.

Dan, musibah bisa jadi sekaligus ujian, untuk mengetahui sejauh mana kita bisa melalui dan bersikap sesudahnya. Musibah seringkali menimbulkan masalah setelahnya dan inilah yang harus kita selesaikan, kita cari solusinya. Yaitu masalah nya, dan bukan ujiannya.
_ _ _ _ _ _
Minggu ini pekan ujian sekolah bagi peserta didik.  Maka pekan itu harus dilalui dan dijalankan sesuai aturan.
Terlebih hari ini, ujian Matematika. Jadwal dan waktu yang berikan adalah ujian yang harus dilalui. Soal matematika adalah masalah yang mesti dipecahkan dan lupa rumus serta nilai tidak bagus  adalah musibah yang harus diterima.  

Begitulah gambaran sederhana masalah – ujian – musibah.


Selamat berhari jum’at…. Kita lalui hari ini dengan benar sesuai petunjuk Ilahi, kita selesaikan masalah yang ada hi hari ini dan semoga tidak ada musibah kejelekan yang menimpa kita hari ini.

Rabu, 04 Mei 2016

menyoal alkohol

Mereka yg menolak peran alkohol (juga narkoba) thd terjadinya tindak kriminal (termasuk didalamnya kekerasan seksual) dan bersikukuh membela pelegalannya dgn dalih alkohol tdk berpengaruh besar thd angka kejahatan seksual & kriminal,,, sepertinya mereka gagal paham (bisa jadi malah gagal dengar) dg ungkapan "mencegah lebih baik daripada mengobati" dan "sedia payung sebelum hujan".
Ah sudahlah,,emang susah klo berbeda sisi dg org yg gagal paham atau gagal dengar 😐
----------
Belakangan muncul pro-kontra soal alkohol sbg pemicu tindak kejahatan,, khususnya soal kasus Y.
Yang pro menghendaki alkohol diperketat sukur2 bisa dilarang dg tegas.
Yg kontra tentu sebaliknya meski tidak terus terang berusaha melegalkannya.
Untuk yg Pro bisa kita maklumi, tp yg kontra ini perlu kita pertanyakan.
---------
Usut punya usut, yg kontra biasanya membandingkan kasus kekerasan yg terjadi di berbagai negara, bilkhusus yg terjadi di negri2 mayoritas muslim dan dilakukan oleh org 'islam'. Khususon kasus pemerkosaan dan kejahatan seksual yg dilakukan kelompok2 garis keras macam ISIS dkk.
Akhirnya timbul asumsi bahwa 'agama' juga memicu tindak kejahatan. Biasa sebetulnya asumsi macam ini, sudah terlalu sering dilontarkan manusia2 anti 'agama'.
Asumsi macam ini pasti keluar dr pribadi yg 'tidak suka' melihat agama sbg pandangan hidup masyarakat, mereka telah mengalami fobia agama.
Jawabnya sederhana saja. Agama apapun, terutama Islam sama sekali tidak pernah membolehkan tindak kriminal (juga kejahatan seksual), bahkan melarang keras. Maka mereka yg 'nampak' beragama tp bertindak kriminal tentu tdk bsa jadi dalil untuk menilai 'agama' sebagai pemicu kejahatan.
Bahkan dlm literatur Islam, disebutkan bahwa Nabi Muhammad saw telah menyatakan bahwa orang yg berzina, mencuri dll tidaklah beriman saat mereka melakukannya. Artinya, kesalehan beragama sama sekali tidak dpt dijadikan ukuran manakala seseorang melakukan maksiat atau kejahatan. Sebab sudah di'benang merah' bahwa ketika seseorang melakukan kejahatan, ia sedang tidak diakui sbg org yg beragama.
---------
Dalil kedua kubu kontra pelarangan alkohol (tentunya menjadi kubu pro alkohol) adalah statistik tingkat kejahatan seksual yg tinggi di negara2 yang tidak melegalkan alkohol. Shg mereka nyatakan sekali lagi alkohol bukan pemicu kejahatan (atau dlm bhs penelitian, "tidak ada korelasi dan kontribusi alkohol thd kasus kejahatan seksual, studi multi kasus di negara pelegal alkohol dan negara bukan pelegal alkohol). 😇
Yahh, maklum lah mungkin mereka jarang lihat berita kriminal di indonesia.
--------
Dalih lain biasanya ttg budaya patriarki yg konon jadi sebab terjadinya tindak kejahatan seksual.   budaya yg 'konon' merendahkan & dan memarginalkan kaum perempuan menjadi sebab kaum laki bertindak semena-mena thd perempuan.
Okelah,,, untuk yg ini sy setuju bahwa budaya yg menomorduakan hak perempuan dpt mjd sebab kejahatan seksual. Sayangnya asumsi tsb sering digunakan kaum feminis dan liberalis serta sekularis untuk menyerang keabsahan agama dalam mengatur kehidupan laki dan perempuan.  Tujuannya tentu untuk 'menggagalkan paham' bahwa agama sumber kedamaian dan keamanan dan merupakan nilai tertinggi kaum beradab. Maklum lah mereka biasanya gagal paham soal ajaran agama yg menjamin keselamatan perempuan (terutama agama Islam).
--------
Dalih lain biasanya soal kontradiksi alkohol sumber kejahatan apa 'hanya' sekedar alat kejahatan. Soal ini, sy cenderung pd pendapat bahwa alkohol adalah alat sekaligus pemicu dan salah satu sumber timbulnya kejahatan.
Sbg alat misalnya alkohol dipakai untuk membius korban sgh mempermudah kejahatan.
Sbg pemicu krn dpt menutup akal sehat shg mendorong terjadinya tindak kejahatan.
Sbg sumber krn selain pemicu kejahatan, alkohol juga mjd sebab seseorang melakukan kriminal untuk mendapatkan alkohol.
Okelah,, untuk poin alat pasti sepakat, bedanya org yg 'suka' terlebih pengonsumsi alkohol tdk pernah setuju alkohol adalah pemicu dan sekaligus salah satu sumber kejahatan.
* Islam dan agama manapun yg mengharamkan barang memabukkan (di antaranya alkohol, miras, narkoba, dll) menyebutkan bahwa barang memabukkan adalah pemicu dan termasuk sumber kejahatan. Adapun barang tsb mjd 'alat' kejahatan adalah krn dasarnya memang cocok dan identik dg kejahatan. Maka manusia yg berakal sehat tentu akan setuju dg pelarangan alkohol di manapun. Jangankan kelas negara, 'agama' saja sudah melarang mengkonsumsi barang memabukkan, terlebih memproduksi dan mendistribusikannya. 
Dan tentunya dg pelarangan tsb akan menutup kemungkinan alkohol sbg alat kejahatan.
-------
Berikutnya poin 'manusia'lah faktor utama tindak kejahatan. Sy rasa semua sepakat bahwa 'manusia' adalah faktor utama tindak kejahatan plus dorongan hawa nafsu dan bujukan setan (bagi yg percaya masalah setan).
Dan menutup pintu2 kejahatan (termasuk alkohol) adalah salah satu cara untuk mengurangi tindak kejahatan manusia.
Aneh bila menghendaki keadilan dan keamanan bermasyarakat tapi tidak mau menutup pintu2 kejahatan terlebih hanya menuntut manusia untuk berbuat baik dan didepannya tetap disuguhi aroma2 pengundang kejahatan.
-------
Tindak kriminal harus dicari solusi dengan tepat dan sesuai kadarnya. Memang perlu perangkat peraturan dan payung hukum yg adil dlm menyelesaikan kasus kejahatan, termasuk kejahatan seksual.
Idealnya, korban mendapatkan keadilan, pelaku dihukum dengan tegas dan dibuat peraturan yg kuat sebagai pencegah kejahatan terulang.
Sebenarnya sangat ideal dan bagus sekali namun sampai saat ini memang blm ada yg mampu memenuhi standar keadilan dlm menangani kejahatan.
Sekedar usulan, perlu melihat hukum  Islam sbg pertimbangan menegakkan keadilan. Misalnya untuk kasus Y ini, ada dua kejahatan utama yakni perkosaan dan pembunuhan.
Untuk kasus pertama, islam memberi solusi bahwa pelaku perkosaan (masuk kategori zina) maka pelaku yg sudah menikah dia dihukum rajam (dilempar batu sampai mati) dan yg blum menikah dicambuk 100x dan diasingkan setahun.
Gimana, masih kurang adil?
Okelah, itu masih 1 kasus. Kasus berikutnya adalah pembunuhan. Dlm hukum islam barangsiapayg sengaja menghilangkan nyawa seorang muslim dengan sengaja maka hukumannya setimpal yaitu dihilangkan nyawanya juga.
Mudah kan?
Gak perlu repot berdebat dipengadilan dan tak perlu tawar menawar berapa tahun pelaku harus mendekam di penjara.
Adil kan? Ga perlu teriak2 soal HAM dan menghabiskan suara melaknat pelaku. Apalagi melaknat pak hakim bila hukuman dirasa kurang seimbang.
Toh pelaku sudah terbukti bersalah. Tinggal eksekusi,,, beres kan.
Dan tentunya akan menjadi hukuman yg sangat berefek 'jera' bagi yang berniat tindakan serupa.
-----
 Ah sudahlah... Nanti lama2 sy dianggap anti peraturan perundang-undangan dan dicap "fundamentalis & ekstrimis"
------
Mari berdoa semoga diri pribadi kita, keluarga, anak cucu dan seluruh bangsa indonesia selalu mendapat hidayah dan pertolongan serta perlindungan dari Alloh subhanahu wa taala,, amin ya robbal alamin.

Kamis, 07 April 2016

MENJAWAB INFO PUASA RAJAB





Mengakhiri bulan Jumadil Akhir (sani) selalu mendapat kiriman via medsos untuk menyambut bulan Rajab yang datang pasca Jumadil Akhir. Banyak redaksi tulisan/informasi, dan yang paling sering adalah sebagai berikut:

Puasa Rajab tanggal 1 akan menghapus dosa selama tiga tahun, tanggal 2 akan menghapus dosa selama 2 tahun, tanggal 3 akan menghapus dosa 1 tahun, tanggal 4 akan menghapus dosa selama 1 bulan, dan amal dibulan rajab akan diberi pahala 70 x lipat. (riwayat tidak jelas).
Banyak informasi semisal yang beredar dengan banyak redaksi berbeda. Teapi semua dengan riwayat tidak jelas. Bahkan ada yang pahala menjanjikan yakni “siapa yang mengingatkan akan puasa rajab maka mendapat pahala seperti beribadah 80 tahun, atau yang semisal.

Saya biasanya tidak berkomentar alias tidak sy jawab, sebab bila dijawab akhirnya adalah debat kusir yakni debat yang tanpa ujung. Saya meyakini info tersebut adalah salah sedang yang memberi info ada beberapa kemungkinan: Tidak tahu bahwa yang dishare adalah salah baik karena jahil dan atau fanatik buta (taqlid berlebih), tahu bahwa itu salah tetapi tidak peduli bahwa hal salah tidak boleh dishare dan atau berniat mendapat pahala kebaikan, dan ketiga tidak peduli benar salah dan sekedar share dengan niat kebaikan.
Sederhananya dapat dipetakah sebagai berikut:
1.      Tidak tahu infonya salah : a) karena kurang ilmu, b) karena fanatik kelompok atau individu (taqlid buta)
2.      Tahu info itu salah : a) tidak peduli dan tetap dishare, b) ingin mendapat pahala kebaikan
3.      Tidak peduli benar salah yang penting dishare.
Setelah dipetakan, baru bisa kita dengan mudah memberi jawaban.
1.      Tidak tahu kesalahan informasi karena kurang ilmu.
Jawaban untuk kelompok yang ini adalah dengan memberi keterangan kesalahan informasi. Pertama, informasi yang diyakini sebagai Hadits/perkataan Rasulullah SAW tersebut sejatinya adalah hadis palsu yang tidak diucapkan Nabi atau kata lainnya hadis yang dibuat manusia. Ibnu Rajab rahimahullah berkata, “ Hadits yang menunjukkan keutamaan puasa rajab secara khusus tidaklah shahih dari Nabi Shalallahu alaihi wassalam dan para sahabatnya.” (Lathoif al ma’arif, hal 123). Dan masih banyak ulama yang berkata semisal. Imam Ibnul Qayim rahimahullah berkata,” Setiap hadits yang membicarakan puasa rajab dan shalat pada sebagian malam (seperti shalat maghrib pada malam-malam pertama bulan rajab) itu berdasarkan hadits dusta.” (Al Manar al Munif hal 49). Kesimpulannya, informasi yang dibagikan selama ini adalah bukan berasal dari perkataan Nabi Shalallohu alaihi wassalam sekalipun ada yang berpendapati itu sebagai hadits tapi pendapat tidak dapat menjadi hujjah dalam mementukan sah atau tidaknya hadis kecuali didukung penelitian hadis secara ilmiah. Dan ternyata secara ilmiah itu bukan hadits.
2.      Tidak tahu kesalahan informasi karena tertutup fanatik juga taqlid
Cukup sulit untuk meluruskan keloompok kedua ini. Maka tidak ada jawaban kepada kelompok kedua ini kecuali sebatas nasehat dan ajakan untuk mengurangi sifat fanatik kelompok maupun individu dalam mengambil agama, kecuali kepada ulama yang kompeten dan memiliki dasar ilmiah dan hujjah yang shahih.
3.      Tahu salah tetapi Tidak peduli
Untuk kelompok ini semoga ditambah hidayah kepadanya. Minimal ia tahu bahwa informasi tersebut adalah salah. Kita doakan kelompok ini supaya mendapat hidayah untuk lebih peduli dan respec dalam beragama dan beribadah. Bahwasannya agama tidaklah sekedar ilmu yang dihafal tetapi perlu kepedulian diri untuk berpegang dengannya. Apabila ada suatu kesalahan atau hal yang tidak benar, maka orang yang peduli tidak akan mau melakukan dan bahkan mengingkari hal yang salah tersebut.
4.      Ingin mendapat pahala kebaikan
Untuk kelompok ini perlu dijelaskan dan didoakan hidayah atasnya. Bahwasannya kebaikan tidaklah diperoleh kecuali mentaati apa yang diperintahkan Alloh SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad shalallohu alaihi wassalam. Kebaikan tidaklah diperoleh pahala kecuali memenuhi tiga syarat diterimanya amal yakni: Islam, Ikhlas dan Ittiba (mengikuti/mencontoh Nabi shalallahu alaihi wassalam). Barangkali untuk kelompok ini telah memenuhi 2 syarat awal yakni Islam dan Ikhlas. Tetapi tidak untuk syarat ketiga. Maka bila ia masih bersikukuh untuk mendapat pahala kebaikan maka bertolak dari keyakinan bahwa apa yang disampaikan itu tidak benar yakni tidak ada riwayat dar Nabi yang memerintahkan puasa khusus di bulan rajab. Bila ia bersikukuh untuk menyebarkan disertai keyakinan pahala dalam beramal, maka ia jatuh dalam kebid’ahan yakni mengadakan peribadahan kepada Alloh tanpa dicontohkan oleh Nabi dan shahabatnya , dan secara hukum ibadah tersebut tidak diterima (bahkan ditolak).
5.      Tidak peduli salah benar
Untuk kelompok ini, perlu dibuka mata hati dan mata pikir bahwa hidup tidak hanya soal bernafas dan beraktifitas tanpa ada konsekuensi (perhitungan). Hidup adalah ibadah. Tidak boleh ada keyakinan diluar itu. Manusia yang memahami siapa dirinya, dari mana ia berasal dan kemana ujung kehidupan ini akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tidak mungkin ia tidak peduli dengan agamanya, nasibnya kelak, amal shalih, dan sebagainya. Ia akan mencari dan memegang teguh kebenaran. Ia bukan hanya peduli kebenaran tetapi lebih itu ia selalu terpacu untuk mengetahui dan belajar serta memilih kebenaran dan kemudian memasang badan untuk membela dan melaksanakan kebenaran tersebut. Maka untuk kelompok ini kita doakan mendapat hidayah dari Allah SWT dan perlu untuk selalu kita nasehati dengan cara yang baik.

Kesimpulannya dan solusi
1.      Puasa mengkhususkan bulan rajab adalah tidak benar karena tidak berdasarkan dalil shahih
2.      Tidak boleh menyebarkan info yang salah terutama masalah agama

Solusi

Perbanyaklah ibadah di bulan rajab karena ia termasuk salah satu bulan yang mulia dan mengisinya dengan meningkatkan kualitas ibadah dengan tidak membuat – buat ibadah baru yang tidak dicontohkan Nabi Shalallohu alaihi wassalam. Kita cukupkan dengan melakukan amalan yang biasa saja tetapi dengan kualitas yang berbeda. Diantaranya: puasa senin kamis, puasa 3 hari, puasa dawud, membaca quran, melaksanakan ibadah sunnah lainnya.

Rabu, 17 Februari 2016

Pelaku “Homoseksual” itu Makhluk Hidup ?

Pelaku “Homoseksual” itu Makhluk Hidup ?

Salah satu ciri makhluk hidup adalah berkembang biak (reproduksi). Untungnya, materi tentang ciri makhluk hidup sudah diberikan sejak tingkat Sekolah Dasar. Harapannya, sedari kecil manusia bisa membedakan mana yang makhluk hidup dan mana yang bukan makhluk hidup; mampu membedakan antara organik dan bukan organik.
Berkembang biak adalah memperbanyak diri untuk mempertahankan kelestarian jenisnya. Cara berkembang biak ada 2: generatif dan vegetatif. Hewan (tingkat tinggi dan rendah) dan tumbuhan ada yang melalui generatif, ada yang vegetatif,  atau melalui keduanya. Generatif (secara kawin) adalah perkembangbiakan yang melibatkan sel telur dan sel sperma. Vegetatif (tak kawin) yaitu perkembangbiakan yang tidak melibatkan sel telur dan sel sperma, melainkan melibatkan sel tubuh.
SAYANGNYA,,,sekali lagi SAYANGNYA,,, Manusia tidak bisa berkembang biak kecuali hanya melalui satu cara, dan itu adalah Generatif (secara kawin). Tidak ada cara lain kecuali dengan bertemunya sel telur dan sel sperma. Sel telur dihasilkan tubuh perempuan dan sel sperma dihasilkan tubuh laki-laki. Secara naluriah tidak akan dihasilkan manusia baru kecuali mempertemukan zat perempuan dan zat pria.
Ini merupakan salah satu hukum alam yang menyanggah logika kaum homo (laki & laki, perempuan & perempuan).
1.      Fitrah manusia adalah laki dengan perempuan. Sebagaimana sel sperma dan sel telur tidak dihasilkan di 1 tubuh, maka secara alami tidak mungkin ada perkembanganbiakan kecuali pertemuan pemilik kedua sel pembuahan itu. MAKA, homoseksual menyalahi fitrah manusia.
2.      Naluri makhluk hidup adalah berkembang biak, bahkan ini jadi ciri bagi makhluk hidup. HEWAN, makhluk yang konon tak berakal pun dibekali naluri untuk berkembangbiak, melestarikan jenisnya. Manusia adalah makhluk sempurnya, logisnya PASTI dibekali pula naluri melestarikan diri. Lestari bukan berarti hidup abadi tetapi melangsungkan jenisnya dengan berkembang biak, beranak pinak supaya eksistensinya tidak habis walaupun dia telah mati. Manusia tidak mungkin berkembang biak dengan mempertemukan –kasarnya mengawinkan- laki dengan laki, perempuan dengan perempuan. Ini hukum alam yang tidak bisa ditawar. Kalau ingin tetap eksis ya menghasilkan keturunan melalui pria dengan wanita. MAKA, homoseksual menyalahi dan menolak nalurinya, bahkan lebih rendah dari binatang yang masih mempertahankan nalurinya.
3.      Semua sepakat manusia adalah makhluk hidup. tidak digolongkan sebagai makhluk hidup kecuali memenuhi kriteria makhluk hidup. setidaknya ada 9 kriteria makhluk hidup: bernafas, perlu makan, bergerak, tumbuh dan berkembang, peka thd rangsang (iritabilitas), berkembang biak, adaptasi, regulasi, dan ekskresi. Manusia, hewan, dan tumbuhan digolongkan makhluk hidup karena memenuhi kriteria tersebut. Maka ketiganya dibekali kelengkapan tubuh untuk memenuhi kriteria tersebut. Logisnya, menolak berkembangbiak berarti menolak digolongkan sebagai makhluk hidup. Hewan dicap sebagai tukang kawin karena sadar dibekali kemampuan untuk berkembang biak. Maka tak heran, manusia yang hidupnya dihabiskan untuk masalah kawin saja disamakan dengan hewan. Bahkan manusia yang kawin tanpa aturan disebuk berakhlak hewani. Tumbuhan pun demikian, biji yang nampaknya tak berarti, ranting patah yang nampak mati ternyata masih berusaha untuk tumbuh dan tumbuh kembali. Supaya apa? Tetap bertahan hidup. MAKA, homoseksual menyalahi kesepakatan ini. Menyalahi kesepakatan bahwa dirinya termasuk makhluk hidup. sisi berlawanan dari makhluk hidup ? tentu makhluk tak hidup. semacam bergerak tapi tak hidup (misalnya robot),bernafas tapi tak hidup (misalnya pompa air), makan tapi tak hidup (misalnya elektronika yang perlu makan listrik), dsb

Timbul sanggahan:
1.      Memiliki keturunan tidak harus kawin? Mereka homo seksual bisa mengadopsi anak? Jawabnya: adopsi bukan berkembang biak.
2.      Homoseksual bisa punya anak tapi dengan meminjam/menyewa perempuan sebagai ibu? Jawaban: hal ini tidak pernah dibenarkan agama manapun.
3.      Bertemunya sel telur dengan sel sperma kan tidak harus menjadi heteroseksual? Jawabnya: semua agama samawi memerintahkan untuk berkawin melalui pernikahan yang sah. Tanpa melalui pernikahan sah, pertemuan itu aadalah ilegal (dalam Islam dinamakan zina). Anak hasil zina tidak bernahsab, artinya dianggap sebagai anak kedua orang tua tapi dianggap anak ibu yang melahirkan dan tidak berbapak yang artinya tetap tidak disebut berkembang biak bagi laki2 yang menjadi bapaknya. Maka, tidak ada jalan LEGAL untuk berkembang biak kecuali dengan pernikahan yang sah. Pernikahan yang sah adalah pernikahan yang berdasarkan hukum agama dan disaksikan di peradilan dunia. Tidak ada pernikahan yang sah dalam agama kecuali antara laki dan perempuan.
4.      Homoseksual disebabkan penyimpangan genetik. Jawabnya: Sayangnya penelitian “ilmiah” tidak ada yang mengatakan sifat homo adalah karena faktor genetik (turunan). Berbagai dalih ilmiah yang mendukung homo tidak lebih dari anggapan pendukung homoseksual. Yang benar adalah, perilaku homo merupakan penyakit psikologis yang bisa disembuhkan.
5.      Homoseksual tidak bersangkut dengan hukum agama. Jawabnya : Semua agama samawi menolak homoseksual. Bahkan tiga agama besar (yahudi, nasrani dan Islam) menolak homoseksual yang salah satunya dengan  meriwayatkan kisah diadzabnya kaum nabi Luth alaihis salam atas tindakan kaumnya yang menyimpang seksual (melakukan homosesksual).
6.      Persoalan homoseksual tidak bisa dihukum dengan dalil agama. Jawabnya: kalau begitu siap-siap menjadi penghuni neraka karena tidak ada jalan ke surga kecuali dengan jalan beragama.   

Sedikit peringatan, semoga Alloh Ta’ala memberi hidayah kepada mereka:
Homoseksual termasuk dosa besar yang dalam hukum Islam pelakunya wajid dihukum mati. Hukum mati ? Ya, hukum mati. Beberapa dali tentang hal itu :
1.      Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah kedua pelakunya” [HR Tirmidzi : 1456, Abu Dawud : 4462, Ibnu Majah : 2561 dan Ahmad : 2727]
2.      Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Sesungguhnya yang paling aku takuti (menimpa) umatku adalah perbuatan kaum Luth” [HR Ibnu Majah : 2563, 1457. Tirmidzi berkata : Hadits ini hasan Gharib, Hakim berkata, Hadits shahih isnad]
3.      Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Allah melaknat siapa saja yang melakukan perbuatan kaum Luth, (beliau mengulanginya sebanyak tiga kali)” [HR Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra IV/322 No. 7337]
4.      Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya : Allah tidak mau melihat kepada laki-laki yang menyetubuhi laki-laki atau menyetubuhi wanita pada duburnya” [HR Tirmidzi : 1166, Nasa’i : 1456 dan Ibnu Hibban : 1456 dalam Shahihnya. Keterangan : hadits ini mencakup pula wanita kepada wanita]



Rabu, 13 Januari 2016

UNTUKMU YANG DIMABUK ASMARA




Untuk kalian muda mudi yang tenggelam di laut asmara
Yang terbujuk rayu berbalut suka bernama cinta
Yang waktunya tercurah untuk masalah hati dan rasa
Yang mendamba pasangan penuh kasih dan sayang
Yang tiada harinya tanpa menyebut nama kekasih, kekasih palsunya
Yang menggebu dalam gejolak jiwa
Yang rela berkorban apapun demi kata pujaan cinta
Yang berjanji setia sehidup semati bersama
Yang siap melepas prinsip  dan melanggar norma demi hidup berdua
Yang karena dimabuk cinta tak lagi mendengar nasehat orang tua
Yang tak lagi peduli baik buruk halal haram benar salah
Yang demi cinta sampai harus menggadaikan agama
Yang rela menukar kasih sayang akhirat demi cinta semu di dunia
Yang….. yang…..yang semua karena cinta

Aku katakan pada kalian,

Cinta yang kalian rasakan, abadi hidup berdua yang kalian impikan,
Susah bahagia bersama yang dicitakan, di dunia sampai akhirat sana,
Yang mudah berjanji sepakat demi nama Alloh Ta’ala tak terpisah ruang dan masa,
Siap menganggung beban seberapa beratnya,
Demi cinta mengorbankan segalanya,

Semua rasa akan sirna.
Tak ada lagi cinta saat itu,
Tak ada lagi kesetiaan yang saat itu pernah dijanjikan,

Alloh ta’ala berfirman dala quran surat Abasa ayat 33 – 37:
#sŒÎ*sù ÏNuä!%y` èp¨z!$¢Á9$# ÇÌÌÈ   tPöqtƒ Ïÿtƒ âäöpRùQ$# ô`ÏB ÏmÅzr& ÇÌÍÈ   ¾ÏmÏiBé&ur ÏmÎ/r&ur ÇÌÎÈ   ¾ÏmÏFt7Ås»|¹ur ÏmŠÏ^t/ur ÇÌÏÈ   Èe@ä3Ï9 <͐öD$# öNåk÷]ÏiB 7Í´tBöqtƒ ×bù'x© ÏmŠÏZøóムÇÌÐÈ  
33. dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
34. pada hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. dari ibu dan bapaknya,
36. dari istri dan anak-anaknya.
37. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.

SETIAP ORANG akan lari
Sibuk mencari keselamatan diri
Ia akan lari dari saudara, dari ibu dan ayahnya, dari istri dan anaknya


Sungguh elok kalimat Buya Hamka dalam tafsirnya:
Bagaimana orang akan mengingat anaknya dan isterinya, ayahnya atau ibunya, saudara kandung atau tirinya, kalau dia sendiri di waktu itu sedang terlibat dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan berdusta ? dan saudara, ayah, ibu, dan isteri dan anak-anak itu pun terlibat pula dalam sial mereka sendiri-sendiri.

Orang lainkah yang akan terkenang, padahal masalah yang dihadapi demikian beratnya dan keputusan belum jelas ?

Maka,
Di mana kekasihmu waktu itu ?
Bagaimana dengan dirimu saat itu?
Cinta yang dahulu dibanggakan, di manakah?
Bahkan aku dan kamu, kita akan saling mengkhianati janji cinta

Berkhianat ?
Iya, tidak hanya tak saling peduli bahkan kita akan saling lari menyelamatkan diri sendiri tanpa teringat dengan saudara, ibu, ayah, isteri juga anak yang selama di dunia setia menemani.

Maka,
Sadarlah dari lamunan asmara dan cinta
Jangan hidup dan mati hanya untuk cinta kecuali cinta pada Alloh Ta’ala dan carilah mahabahNya melalui ketaatan pada ajaran Rasul Muhammad shalallohu alaihi wassalam.

##############

Untukmu yang sudah berkasih halal
Yang sudah berikrar kepada Alloh untuk beribadah bersama
Yang berjanji setia di depan wali dan penghulu
Berbahagialah atas cinta yang suci
Cinta yang penuh ridho Ilahi
Salinglah berbagi semangat dalam menjalani hidup di jalur taqwa.

Untukmu para lelaki,
Jangan lemah dalam membina keluarga di jalan iman dan ibadah
Istrimu juga anakmu adalah tanggung jawabmu yang dengannya ada perhitungan amalmu

Untuk para suami,
Jangan pernah katakan pada istrimu untuk selalu bersama dan menjada di keadaan apapun juga
Jangan pernah membuai istri dengan jaminan perlindunganmu, yang menjadikanmu pelindung juga benteng bagi keluargamu SELAMANYA
Itu adalah KEBODOHAN dan KESOMBONGAN pada Alloh Ta’ala.

Tapi katakanlah dengan lembut di depan isteri dan anak-anakmu, di kala engkau memberi nasehat pada mereka dengan kasih sayang. Katakanlah:
“Wahai isteriku terkasih, aku tahu engkau sangat menyayangiku, dan engkau pun mengerti betapa tulus sayangku padamu. Kita percaya bahwa kita adalah dua insan yang saling mencinta. Namun Aku tidak seperti lelaki lain yang berjanji akan setia menjaga kekasihnya sehidup semati. Aku tidak berani bersumpah janji sehidup semati bersama kapanpun di manapun. dunia yang kita sedang hidup inilah tempat kita bersama tak terpisah kecuali kematian.”
“Istriku tercinta, ketahuilah suatu saat nanti aku akan meninggalkanmu. Pasti saat itu aku akan lari darimu. Aku meninggalkanmu sendiri. bahkan tidak hanya engkau, akupun akan lari dari saudaraku, anak-anak ku bahkan kedua orang tuaku. Engkaupun juga akan lari meninggalkan orang yang terkasih di duniamu.”
“Saat itu aku sibuk dengan urusanku sendiri. aku sibuk mencari perlindungan diriku. Aku tinggalkan yang kucinta saat ini demi keselamatanku sendiri. aku tak peduli padamu walau bagaimanapun keadaanmu saat itu. Aku hanya peduli pada diriku, nasibku, masa depanku sendiri. waktu itu aku sibuk untuk mencari keselamatan di hari peradilan Tuhanku.”
“Wahai belahan jiwaku, engkaupun akan sibuk dengan urusanmu. Maka carilah keselamatanmu sendiri dengan bekal iman dan amal ibadahmu. Di dunia kita bersama, di saat itu kita tak lagi sama peduli. Sebab itu, marilah kita bersama mengabdikan hidup ini dengan beribadah bersama, mencari ilmu bersama dan beramal shali h bersama untuk kehidupan kita di hari peradilan itu.”
“Untuk anak-anakku tersayang, keadaanmu pun sama dengan ibundamu. Aku akan tinggalkan kalian dan kalian akan saling menininggalkan aku. Jagalah diri kalian sendiri dengan iman dan beramal shaleh. Hiduplah bersama masyarakat dengan baik tetapi jangan lupa dengan diri kalian bahwa di hari perhirungan nanti kalian akan sendiri dan menjadi diri sendiri. jaga diri kalian dan mintalah petunjuk dan perlindungan hanya pada Alloh Ta’ala semata. Jangan pernah gantungkan dirimu dan nasibmu pada makhluk yang lemah dan tak berdaya sama sekali.”
“kalian isteri dan anak-anakku, kalian adalah pelita dalam hidupku di dunia dan semoga seperti itu pula di akhirat nanti. Satu pintaku pada kalian. Seandainya nanti aku harus lama di neraka dahulu karena dosa dan salahku, ketika itu aku sudah dilupakan oleh semua makhluk (na’udzubillahi min dzalika), ingatlah akan diriku. Mintakanlah keselamatan pada Alloh Ta’ala untukku agar aku segera dikeluarkan dari panas neraka menuju sejuk damainya surga. Mintalah syafaat pada Alloh Ta’ala untuk menolong diriku sehingga kita bisa berkumpul seperti keadaan kita didunia ini, bahagia bersama…selamanya”



Sendang, 14 Januari 2016