Adakah Nyi Roro Kidul ?? hingga banyak yang
menyembahnya !!!
Nalar logis atas kearifan budaya lokal
Tulisan
ini berawal dari keprihatinan, keprihatinan pada sesama muslim. Islam itu
artinya pasrah/tunduk, berarti muslim adalah orang yang pasrah/tunduk. Dan
sudah mafhum bahwa bagi seorang muslim, ketundukan itu hanya kepada Allah
swt, bukan selain kepadaNya. Dalam ajaran islam, ketertundukan(dlm arti
menghamba) kpd selain Allah swt, berarti itu kesyirikan. Syirik
adalah dosa yg tak diampuni (an-Nisa[4]: 48). Kesyirikan itu lawan dari
tauhid. Misi utama setiap Rasul adalah mengajak kpd tauhid. Tauhid
kepada Allah swt adalah inti dari setiap agama.
Syaitan adalah musuh utama dari manusia, terdiri dari bangsa
jin dan manusia. Misi utama syaitan adalah lawan dari misi rasul.
Segala cara dilakukannya agar manusia dan jin melakukan dosa terbesar, yaitu syirik.
Sebab syaitan tempatnya neraka, sedang syirik dosa yg tak terampunkan –
yang berarti juga penghuni neraka.
Godaan
syaitan bermacam-macam, mulai level ringan sampai yg berat.mulai dari
mengajak manusia untuk tidak taat pada perintah Allah swt, melanggar
laranganNya, sampai yang “tersukses”, menjadikan manusia sebagai hambanya
–bukan karena syetan itu berkuasa, tp karena manusia yang merelakan dirinya
untuk menjadi budak syaitan.
Karena
itu tidak heran jika dimana-mana banyak syaitan yang dijadikan
sesembahan. Dihormati, ditakuti, disanjung, sampai di puja dan disembah.
Padahal sesungguhnya manusia diperintahkan untuk menjadikan syaitan
sebagai musuh abadi sepanjang jaman (Faathir[35]: 6). Bahkan menghormati
saja adalah hal yang terlarang. Dan jenis syaitan yang dipuja ini tidak
terbatas pada bangsa jin, tapi juga bangsa manusia –contohnya Fir’aun.
Di
Jawa pesisir selatan, ada kepercayaan masyarakat tentang Nyai Roro Kidul.
Bahwasannya dia adalah sosok ghaib yang menguasai wilayah selatan pulau
jawa, sehingga banyak masyarakat yg menghormatinya, menakutinya, sampai
memujanya. Sosok ghaib perempuan yang konon beristana di laut selatan,
berpasukan tentara lelembut, berkekuatan tak terbatas, berparas elok, bertitah
pandito ratu, berkereta kuda emas, dsb. Ya semacam sosok Hera dalam
kepercayaan Yunani kuno.
Anehnya,
masyarakat jawa –yg mayoritas Muslim, masih banyak yag percaya pada Nyi Roro
kidul ini ddari aspek keberadaannya sampai aspek kekuasaannya.
Sudah
bukan hal tabu jika di bulan Muharram ini (orang jawa biasa menyebut Suro
–berasal dari bahasa arab ‘Asyuro) bayak upacara-upacara mistik yang semua
berbau klenik dilakukan oleh masyarakat nusantara-khususnya jawa. Bulan
Muharram (artinya bulan yang dimuliakan) termasuk salah satu bulan haram (mulia)
diantara 4 bulan haram. Rasulullah saw
menjadikan bulan ini sebgai bulan yang penuh amal kebajikan. Diriwayatkan bahwa
beliau memperbanyak puasa di bulan ini. Bahkan puasa tanggal 10 muharam (puasa
‘asyura) dapat menghapus dosa kecil yang telah lalu selama setahun. Dan setiap
kebajikan selalu bernilai lebih di bulan ini.
1
Muharram (1 suro) di pesisir Parangtritis, disambut dengan acara larung sesaji.
Berbagai cerita dan dongeng dibuat untuk melegitimasi kebudayaan ini. Apapun
alasannya, tujuan intinya adalah “mempersembahkan sesaji untuk penguasa laut
selatanyang biasanya dipanggil Nyi Roro kidul”. Makanan, buah-buahan,
sampai hewan sembelihan dipilih yang terbaik. Penduduk ramai-ramai memadati
wilayah pantai untuk perayaan ini. Dana besar-besaran disiapkkan untuk acara
ini, karena memang acara ini diselenggarakan oleh kesultanan Ngayogjokarto.
Sebenarnya,
siapa sih Nyi Roro Kidul ? benarkah ada makhluk bernama Nyi Roro Kidul ? adakah
ia penguasa lautan –bahkan menjadi sesembahan- ?? jangan-jangan ia hanya cerita
fiktif pengantar tidur, tapi dipercaya dan diagungkan bahkan disembah ( ini
kesyirikan besar terhadap Allah swt).
Sejarah
Nyi Roro Kidul
Ada beberapa penyebutan, untuk
menyebut nama penguasa Laut Selatan Pulau Jawa (Samudera Hindia) yang dipercaya
oleh masyarakat Jawa. Nyi Roro Kidul, Nyai Roro Kidul, Nyi Loro Kidul, Nyai
Loro Kidul, Nyi Ratu Kidul atau Nyai Ratu Kidul. Saya tidak akan mengulas
perbedaan lafal tersebut. Sebab, “Nyai” adalah panggilan untuk perempuan Jawa
dari kaum strata atas, yang maksudnya juga sama dengan “Nyi.” Nama “Roro” juga
dimaksudkan sama dengan “Loro” adalah sebutan nama untuk seorang puteri. Maka
ada puteri-puteri bangsawan Jawa dengan nama Roro Jonggrang, Roro Mendut dan
sebagainya .
Bagi yang penasaran tentang riwayatnya,
berikut inilah kisahnya (dikutip dari Subagyo, Nyai Ratu Kidul Hanya
Rekayasa Politik, 2004)
1.
Nyai Ratu Kidul Versi A
Di kerajaan Kediri, seorang
putera raja Jenggala bernama Raden Panji. Suatu saat Raden Panji berkelana
sampai ke hutan Sigaluh. Waktu itu Raden Panji membabat hutan Sigaluh. Padahal
di hutan itu juga terdapat pohon beringin putih (waringin putih) yang menjadi
pusat kerajaan lelembut (makhluk halus) yang rajanya bernama Prabu Banjaran
Seta. Ketika melakukan pembabatan hutan itu ternyata pohon waringin putih
tersebut ikut terpotong. Dengantumbangnya pohon waringin putih tersebut Prabu
Banjaran Seta menjadi senang sebab ia dapat menyempurnakan hidupnya, sehingga
akhirnya roh Prabu Banjaran Seta manjing (masuk) ke dalam tubuh Raden Panji,
sehingga Raden Panji bertambah kesaktiannya. Maka kekuasaan hutan Sigaluh dan
kerajaan Prabu Banjaran Seta diambil-alih oleh Raden Panji.
Prabu Banjaran Seta
mempunyai adik perempuan bernama Retnaning Dyah Angin-angin, yang selanjutnya
dijadikan isteri oleh Raden Panji. Dari perkawinan tersebut lahir anak
perempuan bernama Ratu Hayu. Pada hari kelahirannya tersebut datanglah kakek
Ratu Hayu yang bernama Eyang Sindhula yang kemudian memberi nama Ratu Hayu
tersebut dengan nama Ratu Pagedongan dengan harapan agar menjadi wanita
tercantik di jagat raya. Setelah Ratu Pagedongan besar ia meminta kepada Eyang
Sindhula agar kecantikannya abadi. Maka permintaan itu dikabulkan dan Ratu Hayu
atau Ratu Pagedongan akan menjadi cantik terus sampai hari akhir jaman, dengan
syarat ia harus menjadi lelembut.
Setelah Ratu Pagedongan
menjadi lelembut, maka Raden Panji memberikan kekuasaan kepada anaknya itu
untuk memerintah di Laut Selatan, sampai saatnya nanti bertemu dengan Wong
Agung yang memerintah Jawa. Hal ini juga disinggung dalam Serat Darmogandhul.
Cerita tersebut mirip-mirip
dengan kisah Pandawa dalam perjuangannya membuka Wonomarto (hutan Amarta) yang
harus berlawanan dengan penguasa raksasa di Pringgondani yang dikalahkan oleh
Bima, sehingga akhirnya Bima mengawini puteri kerajaan Pringgondani bernama
Dewi Arimbi. Kekuasaan Pringgondani selanjutnya diserahkan kepada Gatotkaca,
anak hasil perkawinan Bima dengan Dewi Arimbi.
Kisah asal-usul Nyai Ratu
Kidul versi ini seolah-olah hendak memberikan gambaran bahwa penguasa jaman
dahulu biasa kawin dengan lelembut, seperti halnya akhirnya dikisahkan Nyai
Ratu Kidul menjadi isteri Sutowijoyo, Raja Mataram, dan raja-raja keturunannya.
2.
Nyai Ratu Kidul Versi B
Di jaman Majapahit, di hutan
Mentaok ada kerajaan bernama Mataram yang diperintah oleh seorang ratu bernama
Lara Kidul Dewi Nawangwulan. Sang ratu tersebut adalah keturunan raja Tanah
Melayu yang diambil menantu oleh Raja Majapahir, Bre Wengker (1456-1466),
dikawinkan dengan Raden Bondan Kejawan atau Kidang Telangkas (atau dalam cerita
rakyat dikenal dengan Jaka Tarub). Dalam dongeng dikisahkan bahwa Lara Kidul
Dewi Nawangwulan bukanlah puteri kerajaan Tanah Melayu, melainkan bidadari yang
baju terbangnya dicuri oleh Jaka Tarub ketika mandi di sendang bersama-sama dengan
bidadari lainnya.
Perkawinan antara Raden
Bonda Kejawan (Jaka Tarub) dengan Lara Kidul Nawangwulan melahirkan anak
perempuan bernama Dewi Nawangsih yang menjadi ratu penerus penguasa Mataram.
Selanjutnya pemerintahan Dewi Nawangsih dilanjutkan anak perempuannya bernama
Ni Mas Ratu Angin.
Pada waktu Sutowijoyo, Ki
Juru Mertani dan Pemanahan diberikan hadiah hutan Mentaok oleh Sultan
Hadiwijoyo, maka dimulailah pembabatan hutan tersebut dan di situ bertemulah
Sutowijoyo dengan Ni Mas Ratu Angin. Atas persetujuan Sultan Hadiwijoyo maka
Sutowijoyo dikawinkan dengan Ni Mas Ratu Angin. Ini dimaksudkan sebagai
legitimasi kekuasaan Sutowijoyo untuk menjadi raja Mataram sebab Sutowijoyo
bukan keturunan raja, sedangkan dalam darah Ni Mas Ratu Angin mengalir darah
rajaMajapahit. Ni Mas Ratu Angin inilah yang dimitoskan sebagai Nyi Ratu Kidul.
Versi ini mungkin
berbenturan dengan cerita silsilah Sutowijoyo. Mungkin Ni Mas Ratu Angin bukan
anak dari Dewi Nawangsih, tapi keturunan yang lebih jauh ke bawah, sebab jika
ditelusuri ternyata anak dari Dewi Nawangsih adalah termasuk Ki Getas Pandawa
yang merupakan buyut dari Sutowijoyo. Jika Ni Mas Ratu Angin adalah anak Dewi
Nawangsih, maka sama halnya Sutowijoyo mengawini saudari buyutnya, yang
semestinya sudah nenek-nenek keriput.
3.
Nyai Ratu Kidul Versi C
Alkisah, di kerajaan
Pajajaran dahulu ada puteri raja yang mempunyai penyakit kulit bersisik dan
seluruh tubuhnya buruk tak terawat. Suatu saat puteri tersebut diusir oleh
saudara-saudaranya dari kerajaan sebab mereka malu mempunyai saudara yang buruk
rupa. Lalu sang Puteri pergi ke Laut Selatan dan karena kesedihannya ia
menceburkan diri ke laut. Selanjutnya di Laut Selatan inilah sang Puteri
memperoleh kesembuhan, sampai akhirnya menjadi penguasa Laut Selatan.
Suatu hari kerajaan
Pajajaran mengadakan upacara di Pelabuhan Ratu. Maka munculah Ratu Kidul yang
mengabarkan bahwa dirinya adalah puteri kerajaan Pajajaran yang dahulu diusir
saudara-saudaranya dan kini menjadi penguasa Laut Selatan.
Kisah versi C tersebut mungkin
sama dengan kisah Versi D di bawah ini.
4.
Nyai Ratu Kidul Versi D
Dahulu kala hidup seorang
puteri kerajaan Munding Wangi bernama Kadita. Saking cantiknya maka ia dijuluki
Dewi Srengenge (Dewi Matahari). Namun Raja Munding Wangi belum puas dan
bersedih sebab ia mengharapkan anak laki-laki. Lalu sang Raja mengawini seorang
puteri yang bernama Dewi Mutiara.
Dewi Mutiara merasakan Dewi
Srengenge sebagai ganjalan cita-citanya, sebab Dewi Mutiara menginginkan
anaknya kelak yang menjadi raja di Munding Wangi. Maka Dewi Mutiara meminta
kepada Raja untuk menyuruh Dewi Srengenge pergi dari istana. Tapi permintaan
itu ditolak oleh Raja.
Suatu hari Dewi Mutiara
mengutus pembantunya untuk menyewa jasa seorang dukun untuk mengutuk Dewi
Srengenge agar tubuhnya menjadi gatal-gatal dan kudisan. Maka Dewi Srengenge
berubah menjadi puteri yang buruk rupa dan berbau tidak sedap.
Mengetahui kondisi puterinya
seperti itu maka Raja Munding Wangi mengundang seluruh tabib istana untuk
mengobati puterinya tersebut, namun segala daya tidak berhasil menyembuhkan
Dewi Srengenge. Dengan keadaan putus asa seperti itu datang pengaruh dan
hasutan dari Dewi Mutiara agar sang Raja mengusir puterinya itu dari istana.
Maka Raja Munding Wangi akhirnya mengirimkan Dewi Srengenge ke luar kerajaan.
Dewi Srengenge dengan tabah
menjalani penderitaannya dan tidak mempunyai dendam kepada ibu tirinya, Dewi
Mutiara. Ia berdoa agar Tuhan mendampingi dan melindunginya dalam penderitaan
tersebut. Ia berjalan terus, hingga akhirnya sampai ke Laut Selatan. Ajaibnya,
ketika kulitnya tersentuh air Laut Selatan tiba-tiba sembuh, maka ia mandi dan
dengan itu pula sakit kulitnya sembuh. Akhirnya Dewi Srengenge menjadi penguasa
Laut Selatan (Nyai Ratu Kidul).
Begitulah
beberapa kenyataan adanya kepercayaan kepada Nyai Ratu Kidul, dengan beberapa
versi cerita asal-muasal Nyai Ratu Kidul. Kisah Nyai Ratu Kidul memang bukan
sejarah yang mengandung kronologis waktu, melainkan cerita rakyat yang tersebar
dari mulut ke mulut.
Beberapa
kisah tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang cukup berarti tentang
kepercayaan terhadap Nyai Ratu Kidul. Artinya, kisah Nyai Ratu Kidul telah
mengalami perbedaan perspektif yang ditinjau dari sudut pandang kedaerahan
masing-masing. Ini boleh dijadikan sebagai awal asumsi bahwa adanya kepercayaan
terhadap Nyai Ratu Kidul yang meluas pada jaman dahulu, dijadikan sebagai alat
penguat struktur politik dan sosial masyarakat masa lalu. Seolah-olah
masing-masing daerah hendak menunjukkan, “Ini lo! Nyai Ratu Kidul itu berasal
dari daerahku!”
cerita
aneh kekuatan Nyai roro kidul
1.
Dia penguasa laut selatan yang berkuasa di sepanjang pesisir selatan
pulau jawa
2.
Setiap daerah punya cerita berbeda terkait dengan asal usulnya, bisa
jadi ini ssemacam lomba mendongeng antar daerah
3.
Siapa yang mati di laut selatan jawa, konon katanya akan jadi budak
kerajaan roro kidul. Wah ajaran dari mana ini, kok ada umat islam yang ikut2an
percaya ?
4.
Dibeberapa tempa dibangun petilasan yang sekali lagi “konon katanya” tempat orang-orang tertentu yang pernah
berjumpa dan bahkan tempat memadu kasih dengan Nyai roro kidul. Wah bener2
sekelas “wanita penghibur”, banyak laki-laki yang bersamanya.
5.
Konon barang siapa yang ke pantai parang tritis, dilarang keras memakai
pakaian yang dominan warna hijau, karena akan mengundang kedatangannya yang
bisa jadi akan menyeretnya ke laut
6.
Masih banyak cerita “konyol “ lainnya………………….
Nalar
logis tentang keberadaan Nyai Roro Kidul
1.
Tidak adanya keseragaman cerita asal-usulnya menunjukkan kerancuan
tentangnya. Kan gak logis kalo sosok yang sangat terkenal di Jawa ini tidak ada
cerita pastinya, bahkan banyak yang memujanya. Bandingkan dengan sosok Rasulullah
saw yang hanya manusia biasa (bukan sesembahan) yang kaya dengan cerita dan
asal-usul yang sangat jelas. Atau sosok Isa as yang dituhankan oleh
Nasrani, juga setidaknya punya asal-usul yang jelas. Berarti orang yang
mempercayai keberadaan Nyai Roro kidul, sama rancunya dengan asal-usulnya.
2.
Kalau toh masih ada umat Islam yang percaya tentang keberadaannya,
perlu sejenak berfikir. Adakah manusia yang bisa berubah menjadi Jin ? adakah
manusia yang lemah tiba-tiba punya kekuatan tak tertandingi ? kenapa penguasa
selatan harus seorang perempuan (dalam Islam, kekuasaan sangat diutamakan pada
laki-laki) ? dan sederet pertanyaan lain yang perlu direnungkan.
3.
Katanya, dia itu suami raja-raja keturunan mataram. Tapi dimana
kekuatannya saat mataram harus tunduk pada kekuasaan Belanda ? adakah dia takut
pada kekuatan meriam dan senapan ? ataukah dia malah kepincut dengn bule2
penjajah? Waduuhhh
4.
Nyatanya, pesisir selatan malah tidak aman dari gangguan penjarah
asing. Buktinya banyak ikan dan hasi laut lain yang malah dieksploitasi orang
asing yang tidak percaya pada sosok Nyai roro kidul
5.
Sekarang ini, kerajaan keturunan kerajaan mataram pecah menjadi 4
kerajaan di wilayah Yogyakarta. Kalo misalnya bener dia itu suami raja
keturunan mataram, berarti poliandri dong??
6.
ada banyak nalar logis lain yang tentu jika kita “sehat berfikir”,
tidak akan mempercayai keberadaannya……………………
nalar logis
kesalahan penyembah Nyai roro kidul
1.
larung sesaji tidak lain hanyalah upacara penyembahan kepada Ratu
kidul. berawal dari budaya di parangtritis, upacara ini berkembang di hampir
seluruh pantai selatan jawa. Bahkan di pantai utara jawa pun ada upacara serupa
tapi dengan sosok lelembut lainnya.
2.
Kalaupun ada yang beragumentasi bahwa upacara itu adalah bentuk syukur
kepada yang kuasa atas limpahan rahmat hasil kekayaan laut, toh Islam tidak
pernah memerintahkan bersyukur dengan upacara semacam itu. Bahkan sesungguhnya
antara bersyukur dan meminta keselamatan dalam larung sesaji itu, jauh lebih
besar tujuannya adalah minta keselamatan. Loooohhhh minta keselamatan kok kepada
makhluk ??? syirik akbar ini
namanya.
Anehnya, sekali lagi banyak “muslim” yang masih juga
ngotot mempertahankan kepercayaan konyol tentang Nyi roro kidul ini. Padahal
eksistensi sosok Nyi roro kidul saja tidak pernah ada, mana mungkin punya kuasa
untuk disembah? Kan mirip kaum terdahulu yang membuat patung lalu disembah
sendiri ?
Kesimpulan
Nyai Roro Kidul hanya cerita fiktif karangan manusia
yang jangankan punya kekuasaan, eksistensi (keberadaan) nya saja tidak pernah
ada. Kalaupun ada cerita tentang pertemuan dengannya, itu hanya kamuflase dari
iblis untuk menyesatkan manusia.
Peribadatan kepada selain Allah swt adalah kesyirikan yang tidak pernah diampuni
dosanya kecuali bertaubat sebelum mati, maka menjadi kewajiban orang yang
berilmu untuk senantiasa mengingatkan dan memberi cahaya pencerahan pada
masyarakat yang terbelenggu pada kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran
Islam.
Tentang bagaimana konsep jin dan setan dalam ajaran
Islam, maka di bab penutup akan dituliskan beberapa prinsip islam mengenai jin
dan syaitan.
Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan
1.
Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah
ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita
tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah Swt berfirman:
“Hai orang-orang yang
beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada
Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 49:1)
2.
Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi
kepada Allah Swt.
Dan Aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)
3.
Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan.
“Dia menciptakan jin dari
nyala api.” (QS. 55:15)
4.
Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia
bukan golongan malaikat.
Dan (ingatlah) ketika
Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka
sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia
mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang
zalim. (QS. 18:50)
5.
Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia,
sebagai musuh dari setiap orang beriman.
Dan demikianlah Kami
jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis)
manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian
yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau
Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan
mereka dan apa yang mereka ada-adakan.
(QS. 6:112)
6.
Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada
yang mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus
tetap mengikuti syariat.
Dan sesungguhnya di
antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak
demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)
7.
Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.
Hai anak Adam, janganlah
sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan
kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk
memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa
melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu
pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)
8.
Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang
muncul sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka
itu adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.
(Dia adalah Tuhan) Yang
Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang
yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia
mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)
9.
Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin
dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu
membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi
Rasulullah Saw telah masuk Islam.
Tidaklah salah seorang
dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan
malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya Rasulullah/” Rasulullah
menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya.
Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan” (HR. Muslim)
10. Memohon perlindungan kepada jin
adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya,
keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya,
jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.
Dan bahwasannya ada
beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa
laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan
kesalahan. (QS. 72:6)
11. Jin bisa merasuk ke dalam jasad
manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana
Sabda Rasulullah Saw:
“Sesungguhnya syaitan itu
mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
12. Syetan atau jin pembangkang tidak
akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah.
Sesungguhnya syaitan itu
tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada
Tuhannya. (QS. 16:99)
13. Orang yang beriman dan tidak
mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan
jaminan petunjuk dari Allah.
Orang-orang yang beriman
dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah
orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk. (QS. 6:82)
14. Gangguan jin terhadap manusia
dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim. Terapinya adalah
dengan cara membersihkan keimanannya, meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak
dzikir.
15. Terapi secara syar’i adalah
bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap
istiqamah di atas jalan yang haq.
Sesungguhnya syaitan itu
adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena
sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)
Orang-orang yang beriman
berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan
thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu
daya syaitan itu adalah lemah. (QS.
4:76)
Demikianlah tulisan yang sederhana ini, sebenarnya
masih banyak hal yang perlu di jelaskan, barangkalis di wkesempatan lain akan
dijelaskan bahwa keberadaan nyai Roro kidul hanyalah rekayasa politik belaka.
mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita
semua dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian
aqidah kita. Barangkali memang sulit untuk membongkar keyakinan pada keberadaan
sosok ghaib semacam Nyi roro kidul ini. Factor yang utama tentu adalah
kekerasan hati karena tidak mau meminta hidayah dengan belajar ilmu agama. Factor
lain adalah budaya masyarakat yang masih sangat bergantung pada sosok ghaib
semacam jin dan sebagainya.
Maka pendidikan harus diarahkan pada pemurnian tauhid.
Seandainya generasi masa dating masih melestarikan kepercayaan tradisional yang
penuh kesesatan, maka itu tanggung jawab masyarakat sebagai salah satu komponen
pendidikan.
Ba’da subuh,
Tulungagung, 27/11/12