ahmadnursanto

Selasa, 27 November 2012


Adakah Nyi Roro Kidul ?? hingga banyak yang menyembahnya !!!
Nalar logis atas kearifan budaya lokal

Tulisan ini berawal dari keprihatinan, keprihatinan pada sesama muslim. Islam itu artinya pasrah/tunduk, berarti muslim adalah orang yang pasrah/tunduk. Dan sudah mafhum bahwa bagi seorang muslim, ketundukan itu hanya kepada Allah swt, bukan selain kepadaNya. Dalam ajaran islam, ketertundukan(dlm arti menghamba) kpd selain Allah swt, berarti itu kesyirikan. Syirik adalah dosa yg tak diampuni (an-Nisa[4]: 48). Kesyirikan itu lawan dari tauhid. Misi utama setiap Rasul adalah mengajak kpd tauhid. Tauhid kepada Allah swt adalah inti dari setiap agama.
Syaitan adalah musuh utama dari manusia, terdiri dari bangsa jin dan manusia. Misi utama syaitan adalah lawan dari misi rasul. Segala cara dilakukannya agar manusia dan jin melakukan dosa terbesar, yaitu syirik. Sebab syaitan tempatnya neraka, sedang syirik dosa yg tak terampunkan – yang berarti juga penghuni neraka.
Godaan syaitan bermacam-macam, mulai level ringan sampai yg berat.mulai dari mengajak manusia untuk tidak taat pada perintah Allah swt, melanggar laranganNya, sampai yang “tersukses”, menjadikan manusia sebagai hambanya –bukan karena syetan itu berkuasa, tp karena manusia yang merelakan dirinya untuk menjadi budak syaitan.
Karena itu tidak heran jika dimana-mana banyak syaitan yang dijadikan sesembahan. Dihormati, ditakuti, disanjung, sampai di puja dan disembah. Padahal sesungguhnya manusia diperintahkan untuk menjadikan syaitan sebagai musuh abadi sepanjang jaman (Faathir[35]: 6). Bahkan menghormati saja adalah hal yang terlarang. Dan jenis syaitan yang dipuja ini tidak terbatas pada bangsa jin, tapi juga bangsa manusia –contohnya Fir’aun.
Di Jawa pesisir selatan, ada kepercayaan masyarakat tentang Nyai Roro Kidul. Bahwasannya dia adalah sosok ghaib yang menguasai wilayah selatan pulau jawa, sehingga banyak masyarakat yg menghormatinya, menakutinya, sampai memujanya. Sosok ghaib perempuan yang konon beristana di laut selatan, berpasukan tentara lelembut, berkekuatan tak terbatas, berparas elok, bertitah pandito ratu, berkereta kuda emas, dsb. Ya semacam sosok Hera dalam kepercayaan Yunani kuno.
Anehnya, masyarakat jawa –yg mayoritas Muslim, masih banyak yag percaya pada Nyi Roro kidul ini ddari aspek keberadaannya sampai aspek kekuasaannya.
Sudah bukan hal tabu jika di bulan Muharram ini (orang jawa biasa menyebut Suro –berasal dari bahasa arab ‘Asyuro) bayak upacara-upacara mistik yang semua berbau klenik dilakukan oleh masyarakat nusantara-khususnya jawa. Bulan Muharram (artinya bulan yang dimuliakan) termasuk salah satu bulan haram (mulia) diantara 4  bulan haram. Rasulullah saw menjadikan bulan ini sebgai bulan yang penuh amal kebajikan. Diriwayatkan bahwa beliau memperbanyak puasa di bulan ini. Bahkan puasa tanggal 10 muharam (puasa ‘asyura) dapat menghapus dosa kecil yang telah lalu selama setahun. Dan setiap kebajikan selalu bernilai lebih di bulan ini.
1 Muharram (1 suro) di pesisir Parangtritis, disambut dengan acara larung sesaji. Berbagai cerita dan dongeng dibuat untuk melegitimasi kebudayaan ini. Apapun alasannya, tujuan intinya adalah “mempersembahkan sesaji untuk penguasa laut selatanyang biasanya dipanggil Nyi Roro kidul”. Makanan, buah-buahan, sampai hewan sembelihan dipilih yang terbaik. Penduduk ramai-ramai memadati wilayah pantai untuk perayaan ini. Dana besar-besaran disiapkkan untuk acara ini, karena memang acara ini diselenggarakan oleh kesultanan Ngayogjokarto.
Sebenarnya, siapa sih Nyi Roro Kidul ? benarkah ada makhluk bernama Nyi Roro Kidul ? adakah ia penguasa lautan –bahkan menjadi sesembahan- ?? jangan-jangan ia hanya cerita fiktif pengantar tidur, tapi dipercaya dan diagungkan bahkan disembah ( ini kesyirikan besar terhadap Allah swt).

Sejarah Nyi Roro Kidul

Ada beberapa penyebutan, untuk menyebut nama penguasa Laut Selatan Pulau Jawa (Samudera Hindia) yang dipercaya oleh masyarakat Jawa. Nyi Roro Kidul, Nyai Roro Kidul, Nyi Loro Kidul, Nyai Loro Kidul, Nyi Ratu Kidul atau Nyai Ratu Kidul. Saya tidak akan mengulas perbedaan lafal tersebut. Sebab, “Nyai” adalah panggilan untuk perempuan Jawa dari kaum strata atas, yang maksudnya juga sama dengan “Nyi.” Nama “Roro” juga dimaksudkan sama dengan “Loro” adalah sebutan nama untuk seorang puteri. Maka ada puteri-puteri bangsawan Jawa dengan nama Roro Jonggrang, Roro Mendut dan sebagainya .

Bagi yang penasaran tentang riwayatnya, berikut inilah kisahnya (dikutip dari Subagyo, Nyai Ratu Kidul Hanya Rekayasa Politik, 2004)
1.      Nyai Ratu Kidul Versi A

Di kerajaan Kediri, seorang putera raja Jenggala bernama Raden Panji. Suatu saat Raden Panji berkelana sampai ke hutan Sigaluh. Waktu itu Raden Panji membabat hutan Sigaluh. Padahal di hutan itu juga terdapat pohon beringin putih (waringin putih) yang menjadi pusat kerajaan lelembut (makhluk halus) yang rajanya bernama Prabu Banjaran Seta. Ketika melakukan pembabatan hutan itu ternyata pohon waringin putih tersebut ikut terpotong. Dengantumbangnya pohon waringin putih tersebut Prabu Banjaran Seta menjadi senang sebab ia dapat menyempurnakan hidupnya, sehingga akhirnya roh Prabu Banjaran Seta manjing (masuk) ke dalam tubuh Raden Panji, sehingga Raden Panji bertambah kesaktiannya. Maka kekuasaan hutan Sigaluh dan kerajaan Prabu Banjaran Seta diambil-alih oleh Raden Panji.
Prabu Banjaran Seta mempunyai adik perempuan bernama Retnaning Dyah Angin-angin, yang selanjutnya dijadikan isteri oleh Raden Panji. Dari perkawinan tersebut lahir anak perempuan bernama Ratu Hayu. Pada hari kelahirannya tersebut datanglah kakek Ratu Hayu yang bernama Eyang Sindhula yang kemudian memberi nama Ratu Hayu tersebut dengan nama Ratu Pagedongan dengan harapan agar menjadi wanita tercantik di jagat raya. Setelah Ratu Pagedongan besar ia meminta kepada Eyang Sindhula agar kecantikannya abadi. Maka permintaan itu dikabulkan dan Ratu Hayu atau Ratu Pagedongan akan menjadi cantik terus sampai hari akhir jaman, dengan syarat ia harus menjadi lelembut.
Setelah Ratu Pagedongan menjadi lelembut, maka Raden Panji memberikan kekuasaan kepada anaknya itu untuk memerintah di Laut Selatan, sampai saatnya nanti bertemu dengan Wong Agung yang memerintah Jawa. Hal ini juga disinggung dalam Serat Darmogandhul.
Cerita tersebut mirip-mirip dengan kisah Pandawa dalam perjuangannya membuka Wonomarto (hutan Amarta) yang harus berlawanan dengan penguasa raksasa di Pringgondani yang dikalahkan oleh Bima, sehingga akhirnya Bima mengawini puteri kerajaan Pringgondani bernama Dewi Arimbi. Kekuasaan Pringgondani selanjutnya diserahkan kepada Gatotkaca, anak hasil perkawinan Bima dengan Dewi Arimbi.
Kisah asal-usul Nyai Ratu Kidul versi ini seolah-olah hendak memberikan gambaran bahwa penguasa jaman dahulu biasa kawin dengan lelembut, seperti halnya akhirnya dikisahkan Nyai Ratu Kidul menjadi isteri Sutowijoyo, Raja Mataram, dan raja-raja keturunannya.

2.      Nyai Ratu Kidul Versi B

Di jaman Majapahit, di hutan Mentaok ada kerajaan bernama Mataram yang diperintah oleh seorang ratu bernama Lara Kidul Dewi Nawangwulan. Sang ratu tersebut adalah keturunan raja Tanah Melayu yang diambil menantu oleh Raja Majapahir, Bre Wengker (1456-1466), dikawinkan dengan Raden Bondan Kejawan atau Kidang Telangkas (atau dalam cerita rakyat dikenal dengan Jaka Tarub). Dalam dongeng dikisahkan bahwa Lara Kidul Dewi Nawangwulan bukanlah puteri kerajaan Tanah Melayu, melainkan bidadari yang baju terbangnya dicuri oleh Jaka Tarub ketika mandi di sendang bersama-sama dengan bidadari lainnya.
Perkawinan antara Raden Bonda Kejawan (Jaka Tarub) dengan Lara Kidul Nawangwulan melahirkan anak perempuan bernama Dewi Nawangsih yang menjadi ratu penerus penguasa Mataram. Selanjutnya pemerintahan Dewi Nawangsih dilanjutkan anak perempuannya bernama Ni Mas Ratu Angin.
Pada waktu Sutowijoyo, Ki Juru Mertani dan Pemanahan diberikan hadiah hutan Mentaok oleh Sultan Hadiwijoyo, maka dimulailah pembabatan hutan tersebut dan di situ bertemulah Sutowijoyo dengan Ni Mas Ratu Angin. Atas persetujuan Sultan Hadiwijoyo maka Sutowijoyo dikawinkan dengan Ni Mas Ratu Angin. Ini dimaksudkan sebagai legitimasi kekuasaan Sutowijoyo untuk menjadi raja Mataram sebab Sutowijoyo bukan keturunan raja, sedangkan dalam darah Ni Mas Ratu Angin mengalir darah rajaMajapahit. Ni Mas Ratu Angin inilah yang dimitoskan sebagai Nyi Ratu Kidul.
Versi ini mungkin berbenturan dengan cerita silsilah Sutowijoyo. Mungkin Ni Mas Ratu Angin bukan anak dari Dewi Nawangsih, tapi keturunan yang lebih jauh ke bawah, sebab jika ditelusuri ternyata anak dari Dewi Nawangsih adalah termasuk Ki Getas Pandawa yang merupakan buyut dari Sutowijoyo. Jika Ni Mas Ratu Angin adalah anak Dewi Nawangsih, maka sama halnya Sutowijoyo mengawini saudari buyutnya, yang semestinya sudah nenek-nenek keriput.

3.      Nyai Ratu Kidul Versi C

Alkisah, di kerajaan Pajajaran dahulu ada puteri raja yang mempunyai penyakit kulit bersisik dan seluruh tubuhnya buruk tak terawat. Suatu saat puteri tersebut diusir oleh saudara-saudaranya dari kerajaan sebab mereka malu mempunyai saudara yang buruk rupa. Lalu sang Puteri pergi ke Laut Selatan dan karena kesedihannya ia menceburkan diri ke laut. Selanjutnya di Laut Selatan inilah sang Puteri memperoleh kesembuhan, sampai akhirnya menjadi penguasa Laut Selatan.
Suatu hari kerajaan Pajajaran mengadakan upacara di Pelabuhan Ratu. Maka munculah Ratu Kidul yang mengabarkan bahwa dirinya adalah puteri kerajaan Pajajaran yang dahulu diusir saudara-saudaranya dan kini menjadi penguasa Laut Selatan.
Kisah versi C tersebut mungkin sama dengan kisah Versi D di bawah ini.

4.      Nyai Ratu Kidul Versi D

Dahulu kala hidup seorang puteri kerajaan Munding Wangi bernama Kadita. Saking cantiknya maka ia dijuluki Dewi Srengenge (Dewi Matahari). Namun Raja Munding Wangi belum puas dan bersedih sebab ia mengharapkan anak laki-laki. Lalu sang Raja mengawini seorang puteri yang bernama Dewi Mutiara.
Dewi Mutiara merasakan Dewi Srengenge sebagai ganjalan cita-citanya, sebab Dewi Mutiara menginginkan anaknya kelak yang menjadi raja di Munding Wangi. Maka Dewi Mutiara meminta kepada Raja untuk menyuruh Dewi Srengenge pergi dari istana. Tapi permintaan itu ditolak oleh Raja.
Suatu hari Dewi Mutiara mengutus pembantunya untuk menyewa jasa seorang dukun untuk mengutuk Dewi Srengenge agar tubuhnya menjadi gatal-gatal dan kudisan. Maka Dewi Srengenge berubah menjadi puteri yang buruk rupa dan berbau tidak sedap.
Mengetahui kondisi puterinya seperti itu maka Raja Munding Wangi mengundang seluruh tabib istana untuk mengobati puterinya tersebut, namun segala daya tidak berhasil menyembuhkan Dewi Srengenge. Dengan keadaan putus asa seperti itu datang pengaruh dan hasutan dari Dewi Mutiara agar sang Raja mengusir puterinya itu dari istana. Maka Raja Munding Wangi akhirnya mengirimkan Dewi Srengenge ke luar kerajaan.
Dewi Srengenge dengan tabah menjalani penderitaannya dan tidak mempunyai dendam kepada ibu tirinya, Dewi Mutiara. Ia berdoa agar Tuhan mendampingi dan melindunginya dalam penderitaan tersebut. Ia berjalan terus, hingga akhirnya sampai ke Laut Selatan. Ajaibnya, ketika kulitnya tersentuh air Laut Selatan tiba-tiba sembuh, maka ia mandi dan dengan itu pula sakit kulitnya sembuh. Akhirnya Dewi Srengenge menjadi penguasa Laut Selatan (Nyai Ratu Kidul).

Begitulah beberapa kenyataan adanya kepercayaan kepada Nyai Ratu Kidul, dengan beberapa versi cerita asal-muasal Nyai Ratu Kidul. Kisah Nyai Ratu Kidul memang bukan sejarah yang mengandung kronologis waktu, melainkan cerita rakyat yang tersebar dari mulut ke mulut.
Beberapa kisah tersebut menunjukkan adanya pengaruh yang cukup berarti tentang kepercayaan terhadap Nyai Ratu Kidul. Artinya, kisah Nyai Ratu Kidul telah mengalami perbedaan perspektif yang ditinjau dari sudut pandang kedaerahan masing-masing. Ini boleh dijadikan sebagai awal asumsi bahwa adanya kepercayaan terhadap Nyai Ratu Kidul yang meluas pada jaman dahulu, dijadikan sebagai alat penguat struktur politik dan sosial masyarakat masa lalu. Seolah-olah masing-masing daerah hendak menunjukkan, “Ini lo! Nyai Ratu Kidul itu berasal dari daerahku!”

cerita aneh kekuatan Nyai roro kidul
1.      Dia penguasa laut selatan yang berkuasa di sepanjang pesisir selatan pulau jawa
2.      Setiap daerah punya cerita berbeda terkait dengan asal usulnya, bisa jadi ini ssemacam lomba mendongeng antar daerah
3.      Siapa yang mati di laut selatan jawa, konon katanya akan jadi budak kerajaan roro kidul. Wah ajaran dari mana ini, kok ada umat islam yang ikut2an percaya ?
4.      Dibeberapa tempa dibangun petilasan yang sekali lagi “konon katanya”  tempat orang-orang tertentu yang pernah berjumpa dan bahkan tempat memadu kasih dengan Nyai roro kidul. Wah bener2 sekelas “wanita penghibur”, banyak laki-laki yang bersamanya.
5.      Konon barang siapa yang ke pantai parang tritis, dilarang keras memakai pakaian yang dominan warna hijau, karena akan mengundang kedatangannya yang bisa jadi akan menyeretnya ke laut
6.      Masih banyak cerita “konyol “ lainnya………………….

Nalar logis tentang keberadaan Nyai Roro Kidul

1.      Tidak adanya keseragaman cerita asal-usulnya menunjukkan kerancuan tentangnya. Kan gak logis kalo sosok yang sangat terkenal di Jawa ini tidak ada cerita pastinya, bahkan banyak yang memujanya. Bandingkan dengan sosok Rasulullah saw yang hanya manusia biasa (bukan sesembahan) yang kaya dengan cerita dan asal-usul yang sangat jelas. Atau sosok Isa as yang dituhankan oleh Nasrani, juga setidaknya punya asal-usul yang jelas. Berarti orang yang mempercayai keberadaan Nyai Roro kidul, sama rancunya dengan asal-usulnya.
2.      Kalau toh masih ada umat Islam yang percaya tentang keberadaannya, perlu sejenak berfikir. Adakah manusia yang bisa berubah menjadi Jin ? adakah manusia yang lemah tiba-tiba punya kekuatan tak tertandingi ? kenapa penguasa selatan harus seorang perempuan (dalam Islam, kekuasaan sangat diutamakan pada laki-laki) ? dan sederet pertanyaan lain yang perlu direnungkan.
3.      Katanya, dia itu suami raja-raja keturunan mataram. Tapi dimana kekuatannya saat mataram harus tunduk pada kekuasaan Belanda ? adakah dia takut pada kekuatan meriam dan senapan ? ataukah dia malah kepincut dengn bule2 penjajah? Waduuhhh
4.      Nyatanya, pesisir selatan malah tidak aman dari gangguan penjarah asing. Buktinya banyak ikan dan hasi laut lain yang malah dieksploitasi orang asing yang tidak percaya pada sosok Nyai roro kidul
5.      Sekarang ini, kerajaan keturunan kerajaan mataram pecah menjadi 4 kerajaan di wilayah Yogyakarta. Kalo misalnya bener dia itu suami raja keturunan mataram, berarti poliandri dong??
6.      ada banyak nalar logis lain yang tentu jika kita “sehat berfikir”, tidak akan mempercayai keberadaannya……………………

nalar logis kesalahan penyembah Nyai roro kidul

1.      larung sesaji tidak lain hanyalah upacara penyembahan kepada Ratu kidul. berawal dari budaya di parangtritis, upacara ini berkembang di hampir seluruh pantai selatan jawa. Bahkan di pantai utara jawa pun ada upacara serupa tapi dengan sosok lelembut lainnya.
2.      Kalaupun ada yang beragumentasi bahwa upacara itu adalah bentuk syukur kepada yang kuasa atas limpahan rahmat hasil kekayaan laut, toh Islam tidak pernah memerintahkan bersyukur dengan upacara semacam itu. Bahkan sesungguhnya antara bersyukur dan meminta keselamatan dalam larung sesaji itu, jauh lebih besar tujuannya adalah minta keselamatan. Loooohhhh minta keselamatan kok kepada makhluk ??? syirik akbar  ini namanya.

Anehnya, sekali lagi banyak “muslim” yang masih juga ngotot mempertahankan kepercayaan konyol tentang Nyi roro kidul ini. Padahal eksistensi sosok Nyi roro kidul saja tidak pernah ada, mana mungkin punya kuasa untuk disembah? Kan mirip kaum terdahulu yang membuat patung lalu disembah sendiri ?

Kesimpulan
Nyai Roro Kidul hanya cerita fiktif karangan manusia yang jangankan punya kekuasaan, eksistensi (keberadaan) nya saja tidak pernah ada. Kalaupun ada cerita tentang pertemuan dengannya, itu hanya kamuflase dari iblis untuk menyesatkan manusia.
Peribadatan kepada selain Allah swt  adalah kesyirikan yang tidak pernah diampuni dosanya kecuali bertaubat sebelum mati, maka menjadi kewajiban orang yang berilmu untuk senantiasa mengingatkan dan memberi cahaya pencerahan pada masyarakat yang terbelenggu pada kepercayaan yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Tentang bagaimana konsep jin dan setan dalam ajaran Islam, maka di bab penutup akan dituliskan beberapa prinsip islam mengenai jin dan syaitan.

Prinsip-prinsip Islam Mengenai Jin dan Setan

1.      Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah sumber kita dalam mengenal masalah ghaib. Setiap informasi tentang yang ghaib selain dari keduanya harus kita tolak, kecuali yang selaras dengan ajaran Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Allah Swt berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertaqwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 49:1)

2.      Allah menciptakan jin dan manusia untuk satu tujuan yakni mengabdi kepada Allah Swt.

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. (QS. 51:56)

3.      Jin diciptakan dari percikan api neraka sebelum manusia diciptakan.

“Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. 55:15)

4.      Iblis adalah keturunan jin yang membangkang dari perintah Allah, Dia bukan golongan malaikat.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat:"Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah musuhmu Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang yang zalim. (QS. 18:50)

5.      Syetan adalah sebutan bagi pembangkang dari golongan jin dan manusia, sebagai musuh dari setiap orang beriman.

Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkan mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS. 6:112)

6.      Jin adalah ummat seperti manusia, ada yang baik dan ada yang jahat, ada yang mukmin dan ada yang kafir, agama mereka berbeda-beda, tetapi mereka harus tetap mengikuti syariat.

Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda. (QS. 72:11)

7.      Jin bisa melihat manusia, sedangkan manusia tidak bisa melihat jin.

Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. 7:27)

8.      Jin tidak dapat menampakkan diri kepada manusia, tetapi jika yang muncul sejenis sesuatu yang menakutkan seperti kuntilanak, genderuwo, dsb maka itu adalah setan yang ingin menakut-nakuti manusia tapi bukan asli jin.

(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya. (QS. 72:27)

9.      Setiap manusia diikuti oleh dua qarin dari jin dan dari malaikat. Qarin dari malaikat selalu membisikkan kebaikan, sebaliknya qarin dari jin selalu membisikkan kejelakan dan kejahatan. Sedangkan qarin dari jin yang mendampingi Rasulullah Saw telah masuk Islam.

Tidaklah salah seorang dari kalian, kecuali telah didampingi oleh qarinnya dari golongan jin dan malaikat. Para sahabat bertanya, “Dan engkau juga ya Rasulullah/” Rasulullah menjawab, “Demikian juga dengan saya. Tetapi Allah telah membantu saya atasnya. Maka dia masuk Islam. Dan ia tidak memerintahkan saya kecuali dalam kebaikan” (HR. Muslim)

10.  Memohon perlindungan kepada jin adalah haram, seperti minta perlindungan terhadap dirinya, kesehatannya, keselamatannya, hartanya, rumahnya, kantornya, kebunnya, kenadaraannya, jabatannya, usahanya, agamanya, dsb.

Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan. (QS. 72:6)

11.  Jin bisa merasuk ke dalam jasad manusia dan mengalir dalam tubuh manusia melalui aliran darah. Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw:

“Sesungguhnya syaitan itu mengalir dari tubuh manusia melalui jalan darah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

12.  Syetan atau jin pembangkang tidak akan mampu menguasai orang yang beriman dan selalu bertawal kepada Allah.

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. (QS. 16:99)

13.  Orang yang beriman dan tidak mencampuri keimanan mereka dengan syirik, mereka mendapat jaminan keamanan dan jaminan petunjuk dari Allah.

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. 6:82)

14.  Gangguan jin terhadap manusia dengan merasuk ke dalam jasadnya adalah tindakan zhalim. Terapinya adalah dengan cara membersihkan keimanannya, meluruskan ibadahnya dengan memperbanyak dzikir.

15.  Terapi secara syar’i adalah bagian dari jihad fi sabilillah melawan syaitan maka kita haruslah tetap istiqamah di atas jalan yang haq.

Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. 35:6)

Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah. (QS. 4:76)

Demikianlah tulisan yang sederhana ini, sebenarnya masih banyak hal yang perlu di jelaskan, barangkalis di wkesempatan lain akan dijelaskan bahwa keberadaan nyai Roro kidul hanyalah rekayasa politik belaka.
mudah-mudahan tulisan ini bisa bermanfaat bagi kita semua dalam rangka menegakkan amar ma’ruf nahyi munkar dan menjaga kemurnian aqidah kita. Barangkali memang sulit untuk membongkar keyakinan pada keberadaan sosok ghaib semacam Nyi roro kidul ini. Factor yang utama tentu adalah kekerasan hati karena tidak mau meminta hidayah dengan belajar ilmu agama. Factor lain adalah budaya masyarakat yang masih sangat bergantung pada sosok ghaib semacam jin dan sebagainya.
Maka pendidikan harus diarahkan pada pemurnian tauhid. Seandainya generasi masa dating masih melestarikan kepercayaan tradisional yang penuh kesesatan, maka itu tanggung jawab masyarakat sebagai salah satu komponen pendidikan.


Ba’da subuh,
Tulungagung, 27/11/12

Kamis, 01 November 2012

KAJI KALENG


KAJI KALENG

Siapa yang tidak ingin naik haji ? saya rasa tiap muslim ingin berkunjung ke Baitulloh, shalat di masjidil Haram dan Masjid Nabawi, berkunjung ke makam Rasulullah saw. Memang berbagai alas an mengiringi kepergian ke baitulloh. Ada yang karena murni panggilan Ilahi, ada yang ingin cari berkah, pulang dipanggil pak Haji (lidah jawa menyebut pak Kaji), dan alas an lainnya. Singkatnya hamper setiap muslim ingin –setidaknya mau- pergi ke makkah dan Madinnah.
Berbagai cara ditempuh bagi mereka yang punya niat untuk pergi kaji. Bahkan karena pergi kaji ini adalah panggilan Ilahi, maka siapapun berhak untuk berangkat, mulai dari orang biasa sampai mereka yang berpangkat, mulai pedagang kecil sampai pengusaha besar, mulai dari pengamen sampai presiden. Sebab, persoalan haji tidak hanya masalah materi, tetapi masalah niat dan panggilan Ilahi.
Maka berbagai istilahpun muncul untuk menggambarkan cara orang untuk bisa pergi kaji. Ada istilah kaji kacang goring, untuk menggambarkan perjuangan seseorang untuk bisa pergi kaji hanya dengan bermodal jualan kacang goreng.ada lagi isitlahkaji soto bagi penjual soto, kaji bakso, kaji sapi, kaji kebo atau  juga kaji wedus bagi peternak kambing yang sukses pergi kaji.
Maka kaji kaleng pun juga sebuah istilah. Kaji kaleng bisa punya dua makna. Pertama orang yang pergi kaji karena sukses memproduksi/menjual kaleng. Dan kedua karena cara unik yang digunakan sebagai cara untuk bisa pergi kaji.
Dalam sebuah pengajian kecil beberapa hari lalu, seorang ustadz membahas satu hadits tentang kesungguhan niat. Rasulullah saw pernah bersabda, “ Carilah dengan sungguh-sungguh apa yang bermanfaat bagimu, dan mintalah pertolongan kepada Alloh dan janganlah kamu lemah.” Atau kalo tidak salah bahasa aslinya adalah:
إحرص ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز
Nah, hadits diatas menjelaskan bahwa seorang muslim diperintah untuk bersungguh dalam mencari sesuatu yang bermanfaat baginya. Sesuatu yang bermanfaat itu biasanya apapun yang diperintahkan oleh agama, salah satunya ibadah haji.
Sekali lagi ibadah haji adalah panggilan Ilahi yang dibarengi dengan keinginan kuat dalam hati sseorang. Jika seorag muslim sudah dibukakan pintu hidayah, maka tidak ada seorangpun yang bisa menyesatkannya. Jika tekad itu sudah ada maka segala cara dilakukan untuk mencapai tujuan itu.
Kembali ke kaji kaleng. Kaleng biasanya dijumpai pada bungkus makanan instan, roti misalnya. Kalo dalam masyarakat jawa biasa disebut Blek ( entah itu tulisannya black/bleck/blek), yaitu wadah bekas makanan kering/ roti. Nah kaji kaleng/ kaji blek ini diistilahkan bagi orang yang punya tekad untuk naik haji dan cara yang digunakan ialah dengan menabung/menyisihkan uang sedikit demi sedikit dalam kaleng bekas bungkus roti.
Sebenarnya cara ini sih sudah lama digunakan masyarakat dulu. Cerita kakek nenek dulu orang itu kalo nabung biar awet biasanya menggunakan kaleng bekas yang ditutup rapat dan dilubangi sebesar lubang uang. Mirip kotak amal di masjid lah. Tapi kalo urusan haji, tentu kalengnya harus lebih besar, kan haji tidak murah.hehehe
Cara tradisionel ini sebenarnya cukup efektif  juga. Seandainya tiap hari bisa istiqomah menabung katakanlah 5000 rupiah, maka satu tahun kurang lebih 5000 x 365 = 1.825.000 rupiah. Lumayan kan.
Andaikan 3 tahun kaleng itu penuh, maka 3 x 1825.000 = 5.475.000 rupiah. Tiap tiga tahun uangnya ditukar dengan emas 24 karat (misal harga 500.000/gram), maka tiga tahun dapet 11 gram emas (nambah 25 ribu lagi) hehehehe
Nah, andaikan untuk tahun2 kedepan, biaya haji = 40 juta rupiah, maka butuh waktu sekitar 22 tahun (kalo tiap hari nabung 5 ribu rupiah dan tidak dibelikan emas). Wah lama juga ya,,,,
Tapi ya gak apa-apa, kan yang penting ada niat + usaha, kalo mau lebih cepat berarti nabungnya lebih banyak…..lagipula kalo lewat haji regular juga perlu nunggu waktu tahun-tahunan.
  Kalo misalnya tiap 3 tahun dibelikan emas, maka biaya haji akan terasa lebih ringan, sebab dari hari ke hari biaya emas terus naik, dan emas adalah salah satu barang simpanan yang tidak mudah rusak (aset yang efektif dan efisien).  Bayangkan, beberpa tahun lalu, 1 gram emas masih seharga 65.000, sekarang sekitar 500.000 rupiah,,, kenaikan yang berlipat kali.
Kalo di itung-itung, sebenarnya biaya naik haji itu bukan semakin mahal tapi malah semakin murah. Memang nominalnya selalu bertambah dan seakan sangat besar, tapi jika dibandingkan jaman dulu, tentu jauh lebih murah saat ini. Menurut cerita masyarakat, di tahun 70-an, orang baru bisa berangkat haji kalo mau menjual sekitar 11 ekor sapi, nah sekarang dengan 3-4 ekor sapi sebenarnya sudah bisa berangkat haji.
Jadi selama ada niat dan usaha, pasti ada jalan untuk sampai ke tujuan.
Tidak masalah caranya untuk pergi haji itu bagaimana,yang penting halal dan benar. Tidak perlu malu untuk berusaha mulai muda menabung agar bisa naik haji. Meski nantinya ada isitilah kaji kaleng, kaji kerupuk, kaji kacang goreng, kaji roti bakar ato apalah. lagi pula naik haji kan tidak boleh ada niatan lain kecuali lillahi Ta’ala, lebih-lebih hanya untuk cari nama.
Lagi pula setelah pulang haji, kalaupun dipanggil pak kaji, tidak diembel-embeli dengan kaleng, kacang ato lainnya. Kalaupun diembel-embeli juga gak apa-apa, karena tak setiap orang bisa menunaikan rukun islam yang ke lima ini, walaupun sebenarnya setiap orang punya kesempatan.
Jadi tidak ada salahnya kan, sejak muda punya niatan untuk bisa haji meski ternyata sampai akhir hayat tak pernah sampai di tanah suci. Pokoknya sedia payung sebelum hujan……

30-10-12, 13:11