ahmadnursanto

Rabu, 18 November 2015

Perintah dan Keutamaan Istighfar

 إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.
jamaah sholat jumuah yang dirahmati Alloh, 
Allah berfirman:
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqoroh: 148).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! تُوْبُوا إِلَى رَبِّكُمْ وَاسْتَغْفِرُوْهُ، فَإِنِّي أَتُوْبُ إِلى اللهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ كُلَّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia! bertobatlah kalian kepada Tuhan kalian dan mintalah ampun kepadaNya. Sesungguhnya aku sendiri bertobat kepada Allah dan memohon ampunanNya setiap hari Seratus kali.” HR An-Nasai dari hadis Al-Muzani radhiyallahu ‘anhu).
Seorang hamba seharusnya selalu sangat butuh untuk memohon ampun kepada Allah, terutama di zaman seperti sekarang ini karena bermacam-macam cobaan lantaran banyaknya dosa dan fitnah, sehingga Allah membimbingnya dalam kehidupannya dan setelah matinya serta memperbaiki urusannya. Sesungguhnya istighfar merupakan pintu masuk segala kebaikan dan benteng dari segala keburukan berikut hukumannya. Maka umat ini sangat perlu beristighfar secara terus menerus agar Allah mengangkat bencana yang menimpa umat ini, dan menghapuskan sanksi hukuman yang akan dijatuhkan. Tidak ada yang enggan beristighfar kecuali orang yang tidak memahami manfaatnya dan keberkahannya. Alquran dan As-Sunnah telah banyak menjelaskan tentang keutamaan istighfar.

Diantara pintu-pintu kebaikan dan jalan-jalan ketaatan serta sebab-sebab penghapus dosa-dosa adalah beristighfar. Dan istighfar adalah sunnahnya para nabi dan rasul ‘alaihimus salam. Allah berfirman tentang dua nenek moyang manusia:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Al-A’rof: 23).
Dan Allah berfirman tentang Nuh ‘alaihis salam:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِمَنْ دَخَلَ بَيْتِيَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan.” (QS. Nuuh: 28).
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang Al-Kholil (Ibrahim):
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” (QS. Ibrahim: 41).
Allah berfirman tentang Musa:
قَالَ رَبِّ اغْفِرْ لِي وَلِأَخِي وَأَدْخِلْنَا فِي رَحْمَتِكَ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
Musa berdoa: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan saudaraku dan masukkanlah kami ke dalam rahmat Engkau, dan Engkau adalah Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Al-A’raf: 151).
Dan Allah berfirman:
وَظَنَّ دَاوُودُ أَنَّمَا فَتَنَّاهُ فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ
“Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengujinya; maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.” (QS. Shaad: 24).
Allah berfirman seraya memerintahkan Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan.” (QS. Muhammad: 19).

Diantara petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah banyak beristighfar padahal Allah telah mengampuni bagi beliau dosa beliau yang telah lalu maupun yang akan datang. Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma ia berkata:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ تَوَّابُ رَحِيْمٌ”
“Kami menghitung dalam satu majelis seratus kali Rasulullah berucap: “Ya Allah ampuni aku dan terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha penerima taubat dan maha penyayang.” (HR Abu Dawud dan At-Thirmidzi, dan ia berkata : Hadits hasan shahih).
Dan dari Aisyah ia berkata: “Rasulullah sebelum meninggalnya banyak mengucapkan:
سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ أَسْتَغِفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“(Aku mensucikan Allah dan memujiNya, Aku beristighfar kepadaNya dan bertaubat kepadaNya) (HR Al-Bukhari dan Muslim).”
Dan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Aku tidak pernah melihat seorangpun yang lebih banyak dari pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengucapkan:
أَسْتَغِفِرُ اللهَ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
“Aku beristighfar kepada-Nya dan bertaubat kepada-Nya.” (HR. An-Nasaai).
Dan Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam setelah salam dari sholat beliau berkata. “Astaghfirullah” (Aku memohon ampunan Allah) sebanyak tiga kali” (HR. Muslim dari Tsauban), lalu setelah itu Nabi mengucapkan dzikir yang disyari’atkan setelah sholat.
Istighfar merupakan kebiasaan orang-orang shalih dan amal orang-orang baik yang bertakwa, serta merupakan syi’ar kaum mukminin. Allah berfirman tentang mereka :
الَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (16) الصَّابِرِينَ وَالصَّادِقِينَ وَالْقَانِتِينَ وَالْمُنْفِقِينَ وَالْمُسْتَغْفِرِينَ بِالْأَسْحَارِ
“(Yaitu) orang-orang yang berdoa: Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah beriman, maka ampunilah segala dosa kami dan peliharalah kami dari siksa neraka, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS. Ali-‘Imron: 16-17).
Dan Allah berfirman:
وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ
“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali-Imron: 135).

Ibnu Rojab rahimahullah berkata, “Adapun beristighfar dari dosa-dosa adalah adalah memohon ampunan, dan seorang hamba sangat membutuhkan ampunan Allah, karena ia berdosa siang dan malam, dan telah berulang-ulang dalam Alquran penyebutan taubat dan istighfar dan perintah untuk melakukan keduanya serta motivasi untuk melakukannya”
Dan memohon ampunan kepada Rabb Jalla wa ‘Ala maka Allah menjanjikan untuk mengabulkan dan memberi ampunan.

Dan disyari’atkan seorang hamba memohon ampunan untuk dosa tertentu berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يَا رَبِّ إِنِّي عَمِلْتُ ذَنْبًا فَاغْفِرْ لِي، فَقَالَ اللهُ : عَلِمَ عَبْدِي أَنَّ لَهُ ربّاً يَغْفِرُ الذَّنْبَ وَيَأْخُذُ بِهِ قَدْ غَفَرْتُ لِعَبْدِي
“Sesungguhnya seorang hamba berbuat suatu dosa, maka ia berkata : Ya Rabbku sesungguhnya aku melakukan suatu dosa maka ampunilah aku. Maka Allah berkata, “Hamba-Ku tahu bahwasanya ia memiliki Rabb yang mengampuni dosa dan menghukum karena dosa, maka sungguh aku telah mengampuni hamba-Ku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah).
Sebagaimana juga disyari’atkan agar seorang hamba memohon ampunan (maghfiroh) secara mutlak yaitu dengan berkata,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي
“Ya Allah ampuni aku dan rahmatilah aku.”
Allah berfirman:
وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ
Dan katakanlah: “Ya Tuhanku berilah ampun dan berilah rahmat, dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling baik.” (QS. Al-Mukminun: 118).



Sebagaiman disyari’atkan bagi seorang hamba untuk memohon dari Robnya ampunan bagi seluruh dosa-dosanya apa yang ia ketahui dana yang ia tidak ketahui dari dosa-dosanya tersebut. Karena banyak dari dosa yang ia tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah sementara hamba dihukum karenanya.
Dan berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihin wa sallam:
 “Kesyirikan pada umat ini lebih samar daripada rayapan semut”. Maka Abu Bakar radhiallahu ‘anhu berkata,  “Bagaimana cara selamat darinya wahai Rasulullah?”
Nabi berkata, “Hendaknya engkau berdoa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا وَأَنَا أَعْلَمُهُ وَأَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذَّنْبِ الَّذِي لاَ أَعْلَمُ
“Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari berbuat syirik apapun kepadaMu yang aku mengetahuinya dan aku memohon ampunan kepadaMu dari dosa yang aku tidak mengetahuinya.” (HR. Ibnu Hibban dari hadits Abu Bakar, dan Ahmad dari hadits Abu Musa).


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
“Barangsiapa yang selalu beristighfar, maka Allah menjadikan baginya pada setiap kesempitan suatu solusi, dan setiap keprihatinan suatu jalan keluar, dan Allah memberinya rezeki dari jalan yang tak terduga.” (HR. Abu Dawud).
Telah datang dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. sabda-sabda beliau yang terjaga yang penuh berkah tentang Istighfar, dimana istighfar mendatangkan pahala yang besar. Antara lain sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ قَالَ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنَ الزَّحْفِ
“Barangsiapa mengucapkan kalimat : Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Yang Mengayomi. Aku bertobat kepadaNya, maka diampuni dosa-dosanya meskipun ia pernah lari dari barisan perang”. (HR Abu Dawud dan At-Turmuzi dan Al-Hakim).
Dari Abi Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِله إِلا هوَ الحيَّ القيومَ وأتوبُ إِليهِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
“Barangsiapa berucap ketika hendak menuju tempat tidurnya, “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Yang Mengayomi. Aku bertobat kepadaNya tiga kali, maka Allah ampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di laut .” (HR. At-Turmuzi).

Disebutkan dalam hadis pula:
أستغفر الله الذي لا إله إلا هو الحي القيوم وأتوب إليه ثلاث مرات
“Barangsiapa yang berzikir sebelum terbitnya fajar hari Jum’at, “Aku memohon ampun kepada Allah Yang tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia Yang Maha Hidup dan Yang Mengayomi. Aku bertobat kepadaNya Tiga kali, maka diampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di laut”.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu berkata, aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : AllahSubhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَا ابنَ آدمَ إِنَّك لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي
“Wahai anak Adam, Andaikata dosa-dosamu telah mencapai setinggi langit lalu maku meminta ampun kepadaKu, Akupun mengampunimu tanpa mempedulikan.” (HR. Turmuzi. Dikatakannya sebagai hadis hasan).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ لَمْ تُذْنِبُوا لَذَهَبَ اللَّهُ بِكُمْ وَلَجَاءَ بِقَوْمٍ يُذْنِبُونَ فَيَسْتَغْفِرُونَ اللَّهَ فَيَغْفِرُ لَهُمْ
Firman Allah:
وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa yang melakukan suatu kejahatan atau berbuat aniaya terhadap dirinya sendiri lalu memohon ampun kepada Allah, niscaya ia dapatkan Allah Maha Pengampun dan Maha Pemurah.” (QS. An-Nisaa: 110).

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَوَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ وَيُكَافِيءُ مَزِيْدَهُ يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ.ألَّلهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ.
.اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.. اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَ الْمُسلِمِين. اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَاننَاَ الْمُسلِمِين وَ المُجَاهِدِينَ فِي فِلِسْطِين. اللَّهُمَّ ثَبِّتْ إِيمَانَهُمْ وَ أَنْزِلِ السَّكِينَةَ عَلَى قُلُوبِهِم وَ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ. اللَّهُمَّ أَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَ المُشْرِكِينَ واليَهُـودَ والنَّصَارَى. اللَّهُمَّ يَا اللّـه يَا اللّـه يَا اللّـه إِهزِمهُم وَانصُرناَ عَلَيهِم. اللَّهُمَّ انْصُرْ المُجَاهِدِينَ عَلَى أَعْدَائِنَا أَعْدَاءَ الدِّين.  اللَّهُمَّ أَحْسِنْ عَاقِبَتَنَا فِى الأمُوُرِ كُلِّهَا وَأجِرْنَا مِنْ خِزْيِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الأخِرَةِ.رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.



“Pray for Paris” untuk apa ??


Gegap gempita kota dengan menara Epil yang dijuluki “kota mode” seketika mati. Setidaknya 7 titik bom mematikan lebih 150 orang. Air mata mengalir, sumpah sumpah serapah keluar dari mulut gelandangan sampai pemimpin para negri-negri, derai tangis menyesali hilangnya nyawa negri “ayam jantan”.
Tak butuh waktu lama, ini kata dunia :”ini ulah teroris (baca: muslim)”
Presiden dunia (termasuk Bpk. Jokowi) mengutuk aksi teror itu. Berjuta karangan bunga dikirim ke Paris,,, dunia larut dalam duka…
Tak butuh waktu lama, beranda FB penuh status “Pray for Paris” diiring doa. Facebook merespon dengan peduli paris dengan ajakan mengganti profil berlatar bendera Prancis.
Banyak Muslim mengutuk pelaku dan berduka atas nama Paris.
Padahal cuman 150.
Tapi angka itu besar nilainya di Paris dan tak berharga di Suriah, Palestina, Iraq, Afganistan, Burma, dan negri-negri lain dimana hampir tiap hari lebih besar angka itu dipakai menghitung korban kekejaman kaum kafirin.
Bagi muslim yang latah dengan peristiwa ini, yuk berfikir: “Pray for Paris” itu untuk apa ?
1. Pray = berdoa. Berdoa untuk siapa, buat apa ?? kalau doa itu maksudnya mendoakan para korban supaya dapat tempat yang layak di akhirat, jelas ini haram. Dalilnya Quran Surat At Taubah (9) ayat 131: “Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.” Meski mereka mati di dzalimi, tapi mereka bukan muslim, mereka tetap kaum kafirin, tak layak mendapat doa keselamatan sekalipun telah tiada.
2. kalau “Pray for Paris” itu maksudnya simpatik kemanusiaan, Itu sih sah sah saja. Tapi biar adil kayaknya tiap hari perlu kita buat “Pray for Suriah, Palestin, Gaza“ dsb.
3. kalau “Pray for Paris” itu maksudnya mendoakan pemulihan keamanan di Paris, itu sih boleh. Tapi jangan lupa nasihat Syaikh At Thuraifi (ulama Timur Tengah): “Di antara tanda nifak (munafik) adalah sikap peduli terhadap permasalahan non-muslim dan berputus asa (tidak peduli) terkait permasalahan kaum Muslimin.” … jadi hitunglah berapa banding berapa peduli pada Paris dengan doa yang dimintakan untuk keselamatan Kaum Muslim yang sedang dibantai oleh kaum non-muslim.
4. kalau “Pray for Paris” itu maksudnya berdoa supaya masalah di paris tidak berkepanjangan, ini saya setuju. Ingat, berapa juta Muslim terbunuh pasca kejadian 11 september New york. Berdalih memburu pelaku teror jadi kedok membunuh jutaan Muslim. Kita layak meminta Tolong pada Alloah Ta’ala agar kejadian paris tidak menjadi alasan untuk membantai kaum muslimin lain yang ada di berbagai negri terutama Suriah, dimana prancis termasuk pendukung basar asad yang menjadi teror suriah.
Pada akhirnya,
Kalau “pray for paris” itu jadi bahan trending topik ya biarlah orang lain sja yg lakukan. Kita lebih selamat untuk diam, mengikuti dari jauh, tak perlu bersuara apalagi ikutan mengutuk –Muslim.
Toh pada akhrirnya “pray untuk paris” lebih bersifat duniawi.
Kita perbanyak saja “Pray” “Pray” kita untuk saudara-saudara kita yang menemui syahid supaya diterima dan diampuni dosanya, yang masih berada di bawah ancaman kematian kita doakan supaya dapat keteguhan iman dan bagi kaum muslimin seluruhnya kita doakan ampunan baik yang masih hidup terlebihh yang sudah meninggal dunia dan berharap kita dikumpulkan bersama saudara muslim di surga kelak.