Untuk kalian muda mudi yang tenggelam di laut asmara
Yang terbujuk rayu berbalut suka bernama cinta
Yang waktunya tercurah untuk masalah hati dan rasa
Yang mendamba pasangan penuh kasih dan sayang
Yang tiada harinya tanpa menyebut nama kekasih, kekasih
palsunya
Yang menggebu dalam gejolak jiwa
Yang rela berkorban apapun demi kata pujaan cinta
Yang berjanji setia sehidup semati bersama
Yang siap melepas prinsip
dan melanggar norma demi hidup berdua
Yang karena dimabuk cinta tak lagi mendengar nasehat orang
tua
Yang tak lagi peduli baik buruk halal haram benar salah
Yang demi cinta sampai harus menggadaikan agama
Yang rela menukar kasih sayang akhirat demi cinta semu di dunia
Yang….. yang…..yang semua karena cinta
Aku katakan pada kalian,
Cinta yang kalian rasakan, abadi hidup berdua yang kalian
impikan,
Susah bahagia bersama yang dicitakan, di dunia sampai
akhirat sana,
Yang mudah berjanji sepakat demi nama Alloh Ta’ala tak
terpisah ruang dan masa,
Siap menganggung beban seberapa beratnya,
Demi cinta mengorbankan segalanya,
Semua rasa akan sirna.
Tak ada lagi cinta saat itu,
Tak ada lagi kesetiaan yang saat itu pernah dijanjikan,
Alloh ta’ala berfirman dala quran surat Abasa ayat 33 – 37:
#sÎ*sù ÏNuä!%y` èp¨z!$¢Á9$# ÇÌÌÈ tPöqt Ïÿt âäöpRùQ$# ô`ÏB ÏmÅzr& ÇÌÍÈ ¾ÏmÏiBé&ur ÏmÎ/r&ur ÇÌÎÈ ¾ÏmÏFt7Ås»|¹ur ÏmÏ^t/ur ÇÌÏÈ Èe@ä3Ï9 <ÍöD$# öNåk÷]ÏiB 7Í´tBöqt ×bù'x© ÏmÏZøóã ÇÌÐÈ
33. dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala
yang kedua),
34. pada
hari ketika manusia lari dari saudaranya,
35. dari
ibu dan bapaknya,
36. dari
istri dan anak-anaknya.
37. Setiap
orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya.
SETIAP
ORANG akan lari
Sibuk mencari
keselamatan diri
Ia akan
lari dari saudara, dari ibu dan ayahnya, dari istri dan anaknya
Sungguh elok
kalimat Buya Hamka dalam tafsirnya:
Bagaimana
orang akan mengingat anaknya dan isterinya, ayahnya atau ibunya, saudara
kandung atau tirinya, kalau dia sendiri di waktu itu sedang terlibat dengan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawabnya dengan berdusta ? dan
saudara, ayah, ibu, dan isteri dan anak-anak itu pun terlibat pula dalam sial
mereka sendiri-sendiri.
Orang lainkah
yang akan terkenang, padahal masalah yang dihadapi demikian beratnya dan
keputusan belum jelas ?
Maka,
Di mana
kekasihmu waktu itu ?
Bagaimana dengan
dirimu saat itu?
Cinta yang
dahulu dibanggakan, di manakah?
Bahkan aku
dan kamu, kita akan saling mengkhianati janji cinta
Berkhianat
?
Iya, tidak
hanya tak saling peduli bahkan kita akan saling lari menyelamatkan diri sendiri
tanpa teringat dengan saudara, ibu, ayah, isteri juga anak yang selama di dunia
setia menemani.
Maka,
Sadarlah dari
lamunan asmara dan cinta
Jangan hidup
dan mati hanya untuk cinta kecuali cinta pada Alloh Ta’ala dan carilah
mahabahNya melalui ketaatan pada ajaran Rasul Muhammad shalallohu alaihi
wassalam.
##############
Untukmu yang
sudah berkasih halal
Yang sudah
berikrar kepada Alloh untuk beribadah bersama
Yang berjanji
setia di depan wali dan penghulu
Berbahagialah
atas cinta yang suci
Cinta yang
penuh ridho Ilahi
Salinglah berbagi
semangat dalam menjalani hidup di jalur taqwa.
Untukmu para
lelaki,
Jangan lemah
dalam membina keluarga di jalan iman dan ibadah
Istrimu juga
anakmu adalah tanggung jawabmu yang dengannya ada perhitungan amalmu
Untuk para
suami,
Jangan pernah
katakan pada istrimu untuk selalu bersama dan menjada di keadaan apapun juga
Jangan pernah
membuai istri dengan jaminan perlindunganmu, yang menjadikanmu pelindung juga
benteng bagi keluargamu SELAMANYA
Itu adalah
KEBODOHAN dan KESOMBONGAN pada Alloh Ta’ala.
Tapi katakanlah
dengan lembut di depan isteri dan anak-anakmu, di kala engkau memberi nasehat
pada mereka dengan kasih sayang. Katakanlah:
“Wahai
isteriku terkasih, aku tahu engkau sangat menyayangiku, dan engkau pun mengerti
betapa tulus sayangku padamu. Kita percaya bahwa kita adalah dua insan yang
saling mencinta. Namun Aku tidak seperti lelaki lain yang berjanji akan setia menjaga
kekasihnya sehidup semati. Aku tidak berani bersumpah janji sehidup semati
bersama kapanpun di manapun. dunia yang kita sedang hidup inilah tempat kita bersama
tak terpisah kecuali kematian.”
“Istriku tercinta,
ketahuilah suatu saat nanti aku akan meninggalkanmu. Pasti saat itu aku akan
lari darimu. Aku meninggalkanmu sendiri. bahkan tidak hanya engkau, akupun akan
lari dari saudaraku, anak-anak ku bahkan kedua orang tuaku. Engkaupun juga akan
lari meninggalkan orang yang terkasih di duniamu.”
“Saat itu
aku sibuk dengan urusanku sendiri. aku sibuk mencari perlindungan diriku. Aku tinggalkan
yang kucinta saat ini demi keselamatanku sendiri. aku tak peduli padamu walau
bagaimanapun keadaanmu saat itu. Aku hanya peduli pada diriku, nasibku, masa
depanku sendiri. waktu itu aku sibuk untuk mencari keselamatan di hari
peradilan Tuhanku.”
“Wahai
belahan jiwaku, engkaupun akan sibuk dengan urusanmu. Maka carilah keselamatanmu
sendiri dengan bekal iman dan amal ibadahmu. Di dunia kita bersama, di saat itu
kita tak lagi sama peduli. Sebab itu, marilah kita bersama mengabdikan hidup
ini dengan beribadah bersama, mencari ilmu bersama dan beramal shali h bersama
untuk kehidupan kita di hari peradilan itu.”
“Untuk
anak-anakku tersayang, keadaanmu pun sama dengan ibundamu. Aku akan tinggalkan
kalian dan kalian akan saling menininggalkan aku. Jagalah diri kalian sendiri
dengan iman dan beramal shaleh. Hiduplah bersama masyarakat dengan baik tetapi
jangan lupa dengan diri kalian bahwa di hari perhirungan nanti kalian akan
sendiri dan menjadi diri sendiri. jaga diri kalian dan mintalah petunjuk dan
perlindungan hanya pada Alloh Ta’ala semata. Jangan pernah gantungkan dirimu dan
nasibmu pada makhluk yang lemah dan tak berdaya sama sekali.”
“kalian
isteri dan anak-anakku, kalian adalah pelita dalam hidupku di dunia dan semoga
seperti itu pula di akhirat nanti. Satu pintaku pada kalian. Seandainya nanti
aku harus lama di neraka dahulu karena dosa dan salahku, ketika itu aku sudah
dilupakan oleh semua makhluk (na’udzubillahi min dzalika), ingatlah akan
diriku. Mintakanlah keselamatan pada Alloh Ta’ala untukku agar aku segera
dikeluarkan dari panas neraka menuju sejuk damainya surga. Mintalah syafaat
pada Alloh Ta’ala untuk menolong diriku sehingga kita bisa berkumpul seperti
keadaan kita didunia ini, bahagia bersama…selamanya”
Sendang,
14 Januari 2016