ahmadnursanto

Senin, 18 Februari 2013

TINJAUAN UMUM TENTANG FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM




A.    Pengertian Filsafat Pendidikan Islam
1.    Arti Filsafat
Perkataan Filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah yang berasal dari bahasa Yunani, philosophia yang berarti philos berarti cinta, suka (loving), dan sophia berarti pengetahuan, hikmah (wisdom). Jadi philosophia berarti cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada kebenaran.[1] Jadi pengertian Falsafah yang berasal dari bahasa Yunani kuno adalah cinta akan hikmah.[2] Sedangkan menurut ahli dinyatakan bahwa filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat pada tradisi, dogma maupun agama) dan dengan sedalam-dalamnya, sehingga sampai ke dasar-dasar persoalan.[3]
Pengertian filsafat menurut para tokoh:
a.       Plato (427 SM - 347 SM) seorang filosuf Yunani yang termasyhur murid Socrates dan guru Aristoteles, mengatakan Filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada (ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli).
b.      Aristoteles (384 SM – 322 SM) mengatakan Filsafat adalah ilmu pengetahuan yyang meliputi kebenaran, yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika (filsafat menyelidiki sebab dan asas segala benda).
c.       Marcus Tullius Cicero (106 SM – 43 SM) politikus dan ahli pidato Romawi, merumuskan Filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang Maha Agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.
d.      Al-Farabi (Meninggal 950M), Filsuf muslim terbesar sebelum Ibnu Sina, mengatakan bahwa Filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya.
e.       Fuad Hasan, guru besar psikologi UI, menyimpulkan Filsafat adalah suatu ikhtiar untuk berfikir radikal, artinya mulai dari radiksnya suatu gejala, dari akarnya suatu hal yang hendak dimasalahkan. Dan dengan penjajakan yang radikal itu filsafat berusaha untuk sampai kepada kesimpulan-kesimpulan yang universal.
f.       Hasbullah Bakry merumuskan ilmu filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai ketuhanan, alam semesta dan manusia, sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia, dan bagaimana sikap manusia itu seharusnya setelah mencapai pengetahuan itu.
Setelah mempelajari rumusan-rumusan tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa:
a.    Filsafat adalah ilmu istimewa yang mencoba menjawab masalah-masalah yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa karena masalah-masalah tersebut di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
b.    Filsafat adalah hasil daya upaya manusia dengan akal budinya untuk memahami atau mendalami secara radikal dan integral serta sistematis hakikat sarwa yang ada, yaitu hakikat Tuhan, hakikat alam semesta, dan hakikat manusia serta sikap manusia sebagai konsekuensi dari paham tersebut.    
2.    Filsafat Islam dan Pendidikan Islam
Filsafat Pendidikan Islam adalah usaha mencari asas-asas fundamental pendidikan Islam.[4] Filsafat Pendidikan Islam juga bisa diartikan sebagai studi tentang pandangan filosofis dari sistem dan aliran filsafat dalam Islam terhadap masalah-masalah dalam kependidikan dan bagaimana pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan manusia muslim dan umat Islam. Disamping itu Filsafat Pendidikan Islam juga merupakan studi tentang penggunaan dan penerapan metode dan system filsafat Islam dalam memecahkan problematika pendidikan umat Islam, dan selanjutnya memberikan arah dan tujuan yang jelas terhadap pelaksanaan pendidikan umat Islam.[5] 

B.     Tujuan dan Manfaat Filsafat Pendidikan Islam
Tujuan dan Manfaat Filsafat Ilmu antara lain[6]:
1.    Mendalami unsur-unsur pokok ilmu, sehingga secara menyeluruh kita dapat memahami sumber, hakikat dan tujuan ilmu.
2.    Memahami sejarah pertumbuhan, perkembangan dan kemajuan ilmu di berbagai bidang, sehingga kita mendapat gambaran tentang proses ilmu kontemporer secara historis.
3.    Menjadi pedoman bagi para dosen dan mahasiswa dalam mendalami studi di perguruan tinggi, terutama untuk membedakan persoalan yang ilmiah dan non ilmiah.
4.    Mendorong para calon ilmuan untuk konsisten dalam mendalami ilmu dan mengembangkannya.
5.    Mempertegas bahwa dalam persoalan sumber dan tujuan antara ilmu dan agama tidak ada pertentangan.
Sedangkan Tujuan dan Manfaat Filsafat Pendidikan Islam adalah:[7]
1.    Memberi kesempatan kepada setiap pendidik untuk membiasakan diri mengadakan perenungan mendalam, atau teori, betapapun kurang atau belum sempurnanya teori tersebut.
2.    Akan memberikan pengertian yang mendalam akan problem esensial dan dasar pertimbangan mana yang harus kita gunakan dalam menyelesaikan problem pendidikan.
3.    Membiasakan para pendidik dan guru agar mengutamakan berfikir kritis dan reflektif dalam menyelesaikan problem-problem kehidupan dan penghidupan manusia terutama problem yang mendasar dalam pendidikan.
4.    Bahwa berdasar atas kenyataan keragaman aliran-aliran filsafat pendidikan, dalam pengertian betapa banyak pandangan tentang dasar-dasar dan tujuan pendidikan, maka dituntut kepada pendidik untuk meninjau segala perbedaan tersebut secara kritis, reflektif, bebas dan terbuka.
5.    Membantu para perancang dan pelaksan pendidikan dalam membentuk pemikiran yang benar terhadap proses pendidikan.
6.    Memberi dasar bagi pengkajian pendidikan secara umum dan khusus.
7.    Menjadi dasar penilaian pendidikan secara menyeluruh.
8.    Memberi sandaran intelektual, bimbingan bagi pelaksana pendidikan untuk menghadapi tantangan yang muncul dalam bidang pendidikan, sebagai jawaban dari setiap permasalahan yang timbul dalam bidang pendidikan.
9.    Memberikan pendalaman pemikiran tentang pendidikan hubungannya dengan faktor-faktor spiritual, kebudayaan, sosial, ekonomi, politik dan berbagai kehidupan lainnya.

C.    Ruang Lingkup Kajian Filsafat Pendidikan Islam
Ruang lingkup kajian Filsafat Pendidikan Islam adalah dalam bidang-bidang berikut:[8]
1.    Cosmologi
Suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu, kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuha, serta proses kejadian dan perkembangan hidup manusia di alam nyata.
2.    Ontologi
Suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah penciptanya itu satu zat (Monoisme) ataukah dua zat (Dualisme) atau banyak zat (Pluralisme).
3.    Philosophy of Mind
Pemikiran filosofis tentang jiwa dan bagaimana hubungannya dengan jasmani serta bagaimana tentang kebebasan berkehendak dari manusia (freewill)
4.    Epistemologi
Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh, apakah dari akal pikiran (aliran Rasionalisme) atau dari pengalaman panca indera (aliran Empirisme) atau dari ide-ide (aliran Idialisme) atau dari Tuhan (aliran Theologisme). Selain itu juga pemikiran tentang validitas pengetahuan manusia, artinya sampai dimana kebenaran pengetahuan kita.
5.    Aksiologi
Suatu pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-nilai dari Tuhan. Misalnya nilai moral, nilai agama, nilai keindahan (estetika)
Dengan demikian Filsafat Pendidikan Islam mempunyai sasaran pembahasan tentang hakikat permasalahan pendidikan yang bersumberkan ajaran Islam, maka pola dan sistem berfikir serta ruang lingkup permasalahan yang dibahas harus bertitik tolak dari pandangan Islam.

D.    Metodologi Studi Filsafat Pendidikan Islam
Hampir seluruh disiplin keilmuan dalam memberikan atau dalam proses belajar mengajarnya menggunakan metode bagaimana suatu penyelidikan filsafat dilakukan dari sudut pandang serta obyek material apa yang akan diselidiki akan menentukan metode apa yang akan dan cocok dipakai. Tepat dan tidaknya metode yang dipergunakan akan menentukan kebersilan penyelidikan kefilsafatan tersebut.
Berkaitan dengan itu, maka menurut Jalaluddin dan Usman Said adalah pada garis besarnya ada dua metode pokok dalam mempelajari Filsafat Pendidikan Islam.
1.      Pendekatan terhadap Wahyu
2.      Pendekatan terhadap Sejarah[9]
Pendekatan wahyu merupakan pendekatan dalam mengkaji konsep-konsep wahyu secara filosofis dan analisis, sedangkan pendekatan sejarah dilakukan melalui pengkajian hasil pemikiran ulama (cendekiawan) Islam dimasa silam.[10]
Zuhairini dkk, mengatakan bahwa, Filsafat Pendidikan Islam dalam memecahkan problem pendidikan Islam dapat menggunakan metode-metode antara lain:[11]
1.      Metode Spekulatif dan Komtemplatif
Dalam sistem filsafat Islam disebut tafakkur. Baik komtemplatif maupun tafakkur adalah berfikir secara mendalam dan dalam situasi yang tenang, sunyi untuk mendapatkan kebenaran tentang hakikat sesuatu yang dipikirkan.[12]

2.      Pendekatan Normatif
Maksudnya adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata dalam filsafat Islam bisa disebut sebagai pendekatan syar’iyyah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa yang boleh dan yang tidak boleh menurut syari’at Islam.[13]
3.      Pendekatan Analisa Konsep
Disebut juga analisa bahasa analisa. Konsep (analisa bahasa) dan bahasa dari nash-nash Al-Qur’an maupun hadis nabi.[14]
4.      Pendekatan Historis
Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pelajaran dari peristiwa dan kejadian masa lalu.[15]
5.      Pendekatan Ilmiah
Merupakan pengembangan dan penyempurnaan dari pola berfikir rasional, empiris dan eksperimental yang telah berkembang pada masa jayanya filsafat dalam Islam.[16]
6.      Pendekatan Komprehensif dan Terpadu
Pendekatan ini memadukan antara sumber Naqli, Aqli dan Imani sebagaimana  yang nampak dikembangkan oleh Al-Ghazali.[17]



[1] Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006 ), 2
[2] Omar Muhammad Al-Taumy Al-Syaibani, Filsafat Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, Terjemahan Hasan Langgulung, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet. I, 1979), 25
[3] Harun Nasution, Filsafat Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, Cet. VI, 1989), 3
[4] Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim, Pengantar Filosofis Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: Sipres, Cet. I, 1993), 69
[5]  Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, Cet. I, 1982), 128
[6] Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 20
[7] Ali Saifullah H. A, Antara Filsafat dan Pendidikan, Pengantar Filsafat (Surabaya: Nasional), 140
[8] Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam…, 12-13
[9] Jalaluddin dan usman said, Filsafat Pendidikan Islam Konsep dan Perkembangan Pemikirannya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. I, 1994), 28
[10] Ibid…
[11] Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam…, 131
[12] Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam…, 131
[13] Ibid…, 132
[14] Ibid…
[15] Ibid…,133
[16] Ibid…
[17] Ibid…, 134

Tidak ada komentar:

Posting Komentar