Mengakhiri bulan Jumadil Akhir (sani) selalu mendapat
kiriman via medsos untuk menyambut bulan Rajab yang datang pasca Jumadil Akhir.
Banyak redaksi tulisan/informasi, dan yang paling sering adalah sebagai
berikut:
Puasa Rajab tanggal 1 akan menghapus dosa selama tiga tahun,
tanggal 2 akan menghapus dosa selama 2 tahun, tanggal 3 akan menghapus dosa 1
tahun, tanggal 4 akan menghapus dosa selama 1 bulan, dan amal dibulan rajab
akan diberi pahala 70 x lipat. (riwayat tidak jelas).
Banyak informasi semisal yang beredar dengan banyak redaksi
berbeda. Teapi semua dengan riwayat tidak jelas. Bahkan ada yang pahala menjanjikan
yakni “siapa yang mengingatkan akan puasa rajab maka mendapat pahala seperti
beribadah 80 tahun, atau yang semisal.
Saya biasanya tidak berkomentar alias tidak sy jawab, sebab
bila dijawab akhirnya adalah debat kusir yakni debat yang tanpa ujung. Saya meyakini
info tersebut adalah salah sedang yang memberi info ada beberapa kemungkinan: Tidak
tahu bahwa yang dishare adalah salah baik karena jahil dan atau fanatik buta
(taqlid berlebih), tahu bahwa itu salah tetapi tidak peduli bahwa hal salah
tidak boleh dishare dan atau berniat mendapat pahala kebaikan, dan ketiga tidak
peduli benar salah dan sekedar share dengan niat kebaikan.
Sederhananya dapat dipetakah sebagai berikut:
1.
Tidak tahu infonya salah :
a) karena kurang ilmu, b) karena fanatik kelompok atau individu (taqlid buta)
2.
Tahu info itu salah : a)
tidak peduli dan tetap dishare, b) ingin mendapat pahala kebaikan
3.
Tidak peduli benar salah
yang penting dishare.
Setelah dipetakan, baru bisa kita dengan mudah memberi
jawaban.
1.
Tidak tahu kesalahan
informasi karena kurang ilmu.
Jawaban untuk kelompok yang ini adalah
dengan memberi keterangan kesalahan informasi. Pertama, informasi yang diyakini
sebagai Hadits/perkataan Rasulullah SAW tersebut sejatinya adalah hadis palsu
yang tidak diucapkan Nabi atau kata lainnya hadis yang dibuat manusia. Ibnu
Rajab rahimahullah berkata, “ Hadits yang menunjukkan keutamaan puasa rajab
secara khusus tidaklah shahih dari Nabi Shalallahu alaihi wassalam dan para
sahabatnya.” (Lathoif al ma’arif, hal 123). Dan masih banyak ulama yang berkata
semisal. Imam Ibnul Qayim rahimahullah berkata,” Setiap hadits yang
membicarakan puasa rajab dan shalat pada sebagian malam (seperti shalat maghrib
pada malam-malam pertama bulan rajab) itu berdasarkan hadits dusta.” (Al Manar
al Munif hal 49). Kesimpulannya, informasi yang dibagikan selama ini adalah
bukan berasal dari perkataan Nabi Shalallohu alaihi wassalam sekalipun ada yang
berpendapati itu sebagai hadits tapi pendapat tidak dapat menjadi hujjah dalam
mementukan sah atau tidaknya hadis kecuali didukung penelitian hadis secara
ilmiah. Dan ternyata secara ilmiah itu bukan hadits.
2.
Tidak tahu kesalahan
informasi karena tertutup fanatik juga taqlid
Cukup sulit untuk meluruskan keloompok
kedua ini. Maka tidak ada jawaban kepada kelompok kedua ini kecuali sebatas
nasehat dan ajakan untuk mengurangi sifat fanatik kelompok maupun individu
dalam mengambil agama, kecuali kepada ulama yang kompeten dan memiliki dasar
ilmiah dan hujjah yang shahih.
3.
Tahu salah tetapi Tidak peduli
Untuk kelompok ini semoga ditambah hidayah
kepadanya. Minimal ia tahu bahwa informasi tersebut adalah salah. Kita doakan
kelompok ini supaya mendapat hidayah untuk lebih peduli dan respec dalam
beragama dan beribadah. Bahwasannya agama tidaklah sekedar ilmu yang dihafal
tetapi perlu kepedulian diri untuk berpegang dengannya. Apabila ada suatu
kesalahan atau hal yang tidak benar, maka orang yang peduli tidak akan mau melakukan
dan bahkan mengingkari hal yang salah tersebut.
4.
Ingin mendapat pahala
kebaikan
Untuk kelompok ini perlu dijelaskan dan
didoakan hidayah atasnya. Bahwasannya kebaikan tidaklah diperoleh kecuali
mentaati apa yang diperintahkan Alloh SWT dan dicontohkan oleh Nabi Muhammad
shalallohu alaihi wassalam. Kebaikan tidaklah diperoleh pahala kecuali memenuhi
tiga syarat diterimanya amal yakni: Islam, Ikhlas dan Ittiba
(mengikuti/mencontoh Nabi shalallahu alaihi wassalam). Barangkali untuk
kelompok ini telah memenuhi 2 syarat awal yakni Islam dan Ikhlas. Tetapi tidak
untuk syarat ketiga. Maka bila ia masih bersikukuh untuk mendapat pahala
kebaikan maka bertolak dari keyakinan bahwa apa yang disampaikan itu tidak
benar yakni tidak ada riwayat dar Nabi yang memerintahkan puasa khusus di bulan
rajab. Bila ia bersikukuh untuk menyebarkan disertai keyakinan pahala dalam
beramal, maka ia jatuh dalam kebid’ahan yakni mengadakan peribadahan kepada
Alloh tanpa dicontohkan oleh Nabi dan shahabatnya , dan secara hukum ibadah
tersebut tidak diterima (bahkan ditolak).
5.
Tidak peduli salah benar
Untuk kelompok ini, perlu dibuka mata hati
dan mata pikir bahwa hidup tidak hanya soal bernafas dan beraktifitas tanpa ada
konsekuensi (perhitungan). Hidup adalah ibadah. Tidak boleh ada keyakinan
diluar itu. Manusia yang memahami siapa dirinya, dari mana ia berasal dan
kemana ujung kehidupan ini akan berhati-hati dalam menjalani kehidupan. Tidak mungkin
ia tidak peduli dengan agamanya, nasibnya kelak, amal shalih, dan sebagainya. Ia
akan mencari dan memegang teguh kebenaran. Ia bukan hanya peduli kebenaran
tetapi lebih itu ia selalu terpacu untuk mengetahui dan belajar serta memilih
kebenaran dan kemudian memasang badan untuk membela dan melaksanakan kebenaran
tersebut. Maka untuk kelompok ini kita doakan mendapat hidayah dari Allah SWT
dan perlu untuk selalu kita nasehati dengan cara yang baik.
Kesimpulannya dan solusi
1.
Puasa mengkhususkan bulan
rajab adalah tidak benar karena tidak berdasarkan dalil shahih
2.
Tidak boleh menyebarkan
info yang salah terutama masalah agama
Solusi
Perbanyaklah ibadah di bulan rajab karena ia termasuk salah satu
bulan yang mulia dan mengisinya dengan meningkatkan kualitas ibadah dengan
tidak membuat – buat ibadah baru yang tidak dicontohkan Nabi Shalallohu alaihi
wassalam. Kita cukupkan dengan melakukan amalan yang biasa saja tetapi dengan
kualitas yang berbeda. Diantaranya: puasa senin kamis, puasa 3 hari, puasa
dawud, membaca quran, melaksanakan ibadah sunnah lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar