ahmadnursanto

Kamis, 06 Juni 2013

shalat sebuah kewajiban dan ujian keimanan


إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. يَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا. يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا.
أَمَّا بَعْدُ؛ فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

Jama’ah sidang jum’at Rahimakumullah
Sesungguhnya Segala puji hanya milik Allah, kepadanya kita memuji, meminta pertolongan serta ampunan. Shalawat dan salam mudah-mudahan senantiasa dilimpahkan kepada Muhammad Shallallaahu alaihi wa Salam penutup para nabi dan Rasul beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan para pengikutnya yang setia berjuang untuk menyebarkan risalah Islam keseluruh penjuru dunia.

Maa’asyiral muslimin rahimakumullah....
Alhamdulilah kita masih dipertemukan dengan bulan Rajab, yaitu salah satu dari bulan2 haram, yang artinya adalah bulan yang mulia. Dimana, dibulan ini, amal ibadah dilipat gandakan pahalanya. Barang siapa yang berbuat kebaikan, maka di bulan rajab ini, pahalanya berlipat, dan tentu barang siapa yang berbuat maksiat, berlipat pula dosanya. Adalah hal yang sudah maklum di masyarakat kita, bahwa bulan rajab adalah bulan dimana dahulu Rasulullah saw di isra’ mi’rajkan oleh Allah swt disuatu malam yang penuh berkah. Sebagaman disebutkan Alllah dalam al Quran :

Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (QS. Al Isra’ :1)
Perjalanan isra’ mi’raj adalah perjalanan yang luar biasa hebatnya. Hanya dalam 1 malam, Rasulullah saw menempuh perjalanan yang sangat jauh. Bermula dari masjidil haram di makkah lalu ke masjidil aqsa di palestina dan kemudia naik kelangit hingga sampai ke sidratul muntaha untuk menerima perintah shalat 5 waktu dan kembali ke makkanh sebelum waktu subuh.
Sejak berabad-abad yang lalu Peristiwa ini merupakan ujian bagi setiap mukmin. Ujian kepercayaan, ujian keimanan, seberapa mantab keimanan seorang muslim kepada Allah dan Nabinya. Berita isra’ mi’raj ini begitu menggegerkan masyarakat Arab waktu itu. Banyak yang mengingkari, banyak pula yang ragu tetapi bagi seorang mukmin, berita itu adalah sesuatu yang  haq karena Allah dan Rasulnya yang menerangkan hal itu. Beberapa orang mengejek rasulullah dan  mengatakan beliau telah gila, hilang akal, tidak waras. Mana mungkin seorang manusia bisa melakukan perjalanan dengan begitu jauhnya. Tetapi bagi sahabat Abu Bakar hal itu sangat diyakini sebagai kebenaran yang haq. Ketika dimintai pendapatnya, jawaban beliau adalah “ Apabila hal itu benar dikatakan Muhammad, sungguh aku percaya. Bahkan, jika ada berita yang lebih dahsyat dari ha itu, jika yang mengatakan Muhammad,sungguh aku akan percaya tanpa keraguan sedikitpun”. Sunguuhini adalah keyakian seorang muslim yang sempurna, keyakinan terhadap Allah dan Rasulnya, keyakinan  seperti inilah yang patut kita teladani dan kita tanamkan dalam diri pribadi kita, bahwa apapun yang datang dari Allah dan Rasulnya itu adalah sebuah kebenaran yang tidak terbantahkan. Dan atas dasar ini pulalah, sahabat Abu bakar mendapatkan gelar as Shiddiq yang artinya orang yang membenarkan.
Berbagai cerita mewarnai perjalanan indah Rasulullah saw. Beliau diperlihatkan berbagai siksa penghuni neraka serta berbagai kenikmatan di dalam surga. Perjalanan yang menambah ketetapan hati beliau tentang kebenaran Islam.
Puncak dari perjalanan isra’ mi’raj ini adalah perintah shalat yang langsung disampaikan Allah di sidratul muntaha. Shalat adalah satu-satunya ibadah diantara rukun islam yang langsung disampaikan Allah tanpa perantara malaikat jibril. Ini menandakan bahwa shalat adalah ibadah yang agung lagi mulia, bernilai dan sangat berharga, dan tentunya ancaman yang sangat keras bagi yang meninggalkan. Rasulullah saw bersabda:
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَ ةِ
“ Perbedaan diantara seorang laki-laki (muslimin dan muslimat) dengan orang yang kafir yaitu meninggalkan shalat”. (HR.Muslim)
Dengan tegas Rasulullah saw menyatakan bahwa shalat adalah batas pembeda antara kafir dan mukmin. Shalat memiliki kedudukan yang tidak tertandingi oleh ibadah lainnya. Ia merupakan tiang penyangga agama ini, Rasulullah saw. bersabda:
رَأْ سُ اْلأَمْرِ اْلإِسْلاَ مُ وَعَمُوْدُهُ الْصَّلاَ ةُ وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الْجِهَادُ
"Urusan tertinggi adalah Islam, tiangnya adalah shalat sedangkan puncaknya yang tertinggi adalah jihad." (HR. Ahmad dan dishahihkan Al Albani dalam Irwa’ul Ghalil)
Shalat menjadi wasiat terakhir Rasulullah saw. kepada umatnya. Wasiat ini beliau sampaikan pada saat detik-detik terakhir menjelang wafatnya beliau saw. Ia juga merupakan perkara terakhir yang akan hilang dari dien ini. Jika ia telah hilang, seluruh ajaran dien ini juga akan hilang. Rasulullah saw. bersabda  :
لَتَنْقُضَنَّ عُرَى اْلإِسْلاَ مِ عُرْوَةً عُرْوَةً فَكُلَّمَا انْتَقَضَتْ عُرْوَةٌ تَشَبَّثَ النَّاسُ بِالَّتِي تَلِيْهَا فَأَوَّلُهُنَّ نَقْضًا الْحُكْمُ وَآخِرُهُنَّ الصَّلاَ ةُ
Sungguh, ikatan-ikatan Islam ini akan terlepas seikat demi seikat. Ketika terlepas satu ikatan, manusia akan berpegang kepada ikatan setelahnya. Ikatan yang pertama kali terlepas adalah hukum. Sedangkan yang terakhir kali adalah shalat. (HR. Ibnu Hibban)
Alloh swt.. telah memerintahkan agar kita menegakkan shalat di dalam banyak ayat diantaranya firman Alloh swt.:
فَأَقِيْمُوا الصَّلَوةَ إِنَّ الصَّلَوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتَبًا مَوْقُوْ تًا
Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS. An Nisa’[4]:103).
Karena itu orang yang meninggalkan shalat dan mengingkari tentang wajibnya shalat maka dia adalah orang yang sengaja meninggalkan kewajiban yang telah ditetapkan. Sungguh, Alloh swt.. sangat mengingkari orang yang menyepelekan shalat dan mengancam orang yang menyia-nyiakannya, sebagaimana firman-Nya
فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُواْ الصَّلَوةَ وَاتَّبَعُوْا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”(QS. Maryam[19]:59).
Karena itulah, shalat termasuk perkara besar yang membutuhkan satu hidayah (petunjuk khusus) maka nabi Ibrahim as. pun meminta kepada Rabbnya agar menjadikannya dan keturuannya sebagai orang yang menegakkan shalat, sebagaimana diabadikan dalam surat Ibrahim [14] ayat 40,
رَبِّ اجْعَلْنِى مُقِيْمَ الصَّلَوةِ وَمِنْ ذُرِّ يَّتِى رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِِ
“Ya Tuhanku, Jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan Kami, perkenankanlah doaku.”


Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Shalat menjadi ibadah penentu kebahagiaan kita di akhirat kelak.. Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya sesuatu yang paling dulu dihisab pada hamba adalah shalatnya. Jika shalat itu baik maka ia telah menang dan sukses. Jika shalatnya rusak maka ia telah merugi".
Dan sunguuhsangatlah merugi jika seorang manusia kembali kepada Allah dengan bekal shlat yang sangat sedikit. Dalam hal ini kita perlu merenungkan, seberapa jauh keimanan dan kyakinan kita akan perintah dan berita dari Allah dan RasulNya. Ketika Allah memerintahkan wajibnya shalat, seberapa besar keinginan kita untuk melaksanakannya. Ketika Rasulullah mengabarkan tentang ancaman bagi orang yang meningggalkan shalat, sebrapa dalam kita merenungkan dan menjauhi ancaman itu.
Diantara ancaman orangyangmeninggalkan shalat adalah: Menjadi Kafir, Berdosa besar, Menjadi orang yang munafiq, Dapat menjadi orang yang berbuat zhalim di dunia, Mati dalam keadaan su’ul khatimah, Mendapat azab kubur, Menjadi penghuni neraka saqar, Tenggelam ke jurang hawa nafsu, Mendapat musibah dan bencana, Dapat dikuasai setan, Berkhianat terhadap amanat, Mendatangkan azab Alloh swt.. di dunia dan di akhirat.
Mengingat begitu besar akibat bagi mereka yang meninggalkan shalat, maka sudah menjadi setiap musllim untuk selalu memperhatikan shalatnya. Hal ini akan mendorong dirinya untuk saling menasihati saudara sesama muslim karena rasa kasih sayang di antara mereka.
Semoga Allah memberikan cahaya hidayah kepada kita sehingga kita benar-benar menjadi hamba yang tunduk pada perintahnya terutama perintah untuk melaksanakan, mendirikan dan menjaga shalat sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Dan kita berdoa semoga kita dijauhkan dari kekafiran karena kekafiran akan merusak amal ibadah kita didunia, sebagaimana firman Allah swt:


 “ Dan orang-orang kafir amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu Dia tidak mendapatinya sesuatu apapun”(An- Nuur[24]:39)

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ بِاْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَلَّ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah Kedua
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. قَالَ تَعَالَى: يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ. قَالَ تَعَالَى: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا} وَقَالَ: {وَمَن يَتَّقِ اللهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْرًا}
ثُمَّ اعْلَمُوْا فَإِنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِالصَّلاَوَةِ وَالسَّلاَمِ عَلَى رَسُوْلِهِ فَقَالَ: {إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا}.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ. اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar