ahmadnursanto

Rabu, 25 November 2015

MEMAKNAI HUJAN

Hujan termasuk salah satu rahmat Allah kepada makhluk bumi. Dalam banyak ayat, Alloh berkali kali menegaskan turunnya hujan tak dan lain tak bukan karena kehendak Alloh semata.

Oleh karena itu sangat patut bagi kita untuk mendahulukan syukur atas karunia hujan ketimbang sibuk berangan angan akibat datangnya hujan.

Adalah kewajiban kita untuk selalu berterima kasih atas nikmat yg diberi walaupun nampaknya kita sedang tidak butuh.

Dalam sejarah memang pernah hujan datang bukan membawa rhmat, sebaliknya berupa adzab. Semua kita pernah mendengar seorang Rasul pertama yakni Nuh alaihis salam. Nah kepada kaumnyalah hujan pertama datang berupa adzab yg pedih menghancurkan kecongkakan kaum yg menyekutukan Alloh.

Hujan yg sejatinya rahmat justru menjadi adzab bagi kaum yg mengingkari peringatan.

Hal ini perlu mnjadi pelajaran bagi kita semua hingga kita bisa mengambil hikmah atas kejadian yg terdahulu sebab banyak perintah untuk melihat, menyaksikan, merenungkan lalu mengmbil pelajaran atas umat terdahulu. Perintah2 itu termaktub dalam banyak ayat al Quran. Setiap perintah pada dasarnya adalah wajib, dan setiap yg wajib harus dikerjakan. Artinya bila selama ini kita belum mau menggali sejarah, belum melek peristiwa masa lalu, terutma pelajaran atas kaum yang dibinasakan, maka setidaknya kita telah lalai dari menjalankan perintah Alloh tentang hal ini. Dan setiap perintah akan dimintai pertanggungan jawab kelak.

Sedikit cerita tentang kaum nabi Nuh alaihis salam.
Nabi Nuh alaihi salam adalah Rasul pertama yg diutus atas suatu kaum. Pengutusan ini berlatar belakang pada keadaan kaumnya yg mensekutukan Alloh dalam sejarah umat manusia yg pertama kali. Pensekutuan thd Alloh dalam beribadah dinamakan Syirik. Menghindari syirik adalah kewajiban yg paling utama sebab ia merupakan dosa terberat dan terbesar, tidak mendapat ampunan, menghapus amal ibadah dan dipastikan orang yg syirik adalah penghuni neraka selamanya. Naudzubillah min dzalik.
Dalam konteks ini dapat dipahami bahwa menjauhi syirik lebih utama drpd melakukan perintah ibadah.

Kembali ke kaum Nabi Nuh. Mereka adalah kaum dengan peradaban maju namun terperosok dalam lubang kesyirikan. Bentuk syirik merek adalah menyembah kelima nenek moyang mereka yg soleh dengan menjadikannya perantara dlm beribadah kpd Alloh. Mulanya kelima org soleh tsb adalah panutan dlm masyarakat sehingga ketika mereka meninggal masyarakat begitu kehilangan panutan. Karena kecintaan yg besar (cenderung berlebih) masyarakat membuat patung sbg pengingat kelimanya.

Datanglah generasi sesudahnya yg mulai mudah dirayu setan. Niat sebelumnya yg hanya berupa rasa hormat dan mengenang berubah mjd sikap berlebih pd kelima patung tsb. Masyarakat berdoa melalui perantara kelima org soleh yg meninggal yg pada hakikatnya telah mensekutukan Alloh dlm ibadah.

Padahal kan cuma minta tolong untuk disampaikan, apa salahnya? Ibarat rakyat jelata penuh debu tak mungkin sampaikan salam langsung kpd presiden. Pemikiran semacam inilah yg juga mnjdi alasan masyarakat modern yg semisal kaum Nuh alaihis salam.

Secara logika pemikiran ini mudah dipatahkan. Sederhananya begini: Ketika sedang meminta sesuatu kpd Allah brati yakin Alloh yg kuasa memberi. Alloh berhak sepenuhnya menjawab atau tidak permintaan kita. Sedang Alloh sendiri perintahkan untuk langsung meminta padanya. Maka ketika ada seorang hamba meminta diluar cara itu maka yakinlah ada keraguan dlm hati tentang kuasa Allah untuk menjawab doanya. Keraguan inilah yg mndorongnya untuk mencari jalan pintas, menggunakan jasa org lain. Keraguan yg awalnya sekedarnya berubah mjd ketergantungan dalam berdoa sehingga muncul rasa tak yakin berdoa bila tanpa perantara, takut doa tak tersampai. Lambat laun perasaan itu meningkat lebih dr ketrrgantungan pd perantara namun telah menjadikan kehendak Allah berada dibawah kehendak yg dijadikan perantara. Timbul keyakinan bahwa doanya akan terjawab sebab telah melalui perantara.... Padahal dlm konsep awal dia telah yakin hanya Alloh yg berhak memberi jawab. Namun dengan terbiasa meminta tolong kpd org yg sudah meninggal walaupun sholeh ketika hidupnya, hal itu telah mematahkan keyakinannya akan kuasa Ilahi. Ia telah mendikte Allah agar menjawab pintanya. Padahal tugas hamba hannya meminta,,, soal hasil tak ada hak atasnya.

Kesyirikan dlm meminta seperti inilah yg mula dilakukan sejak jaman Nuh alaihis salam hingga pd hari ini tetap ada di masyarakat. Berganti jaman, beda istilah namun hakikat tetap.  Demikian juga kesyirikan ini yg menjadi mula diutusnya Nabi Muhammad shalallohu alaihi wassalam.

#singkat cerita.
Nabi Nuh alaihis salam mendakwahkan tauhid yakni mengesakan Alloh dalam ibadah dan doa serta meminta kaumnya meninggalkan praktek ibadah yg menyimpang tsb. Nabi Nuh meminta kaumnya meninggalkan Wad, suwa', yaghus, ya'uq dan nash yg telah menjadi sesembahan mereka. Kaumnya telah bergantung pada kelima org soleh yg tlah meninggal tsb baik dlm beribadah ataupun berdoa.

Diceritakan lbh dr 900 thn (banyak versi- yg intinya waktu yg sangat panjang) Nabi Nuh alaihis salam mendakwahi kaumnya hingga sampai pd titik ternadzir bagi suatu kaum yakni mengusir dan mendustakan Rasul di antara mereka.

Alloh perintahkan Nuh alaihis salam untuk membuat perahu besar untuk mengangkut manusia yg beriman serta berbagai pasang hewan untuk diselamatkan.

Datang air tercurah dr langit dan dr dalam bumi. Air menggenangi bumi sampai tidak ada tempat yg tertinggi kecuali tenggelam oleh air. Akhirnya matilah seluruh org kafir dan yg tersisa hanyalah 'segelintir' makhluk yg beriman diangkut kapal nabi Nuh alaihis salam.

#pelajaran berharga untuk kita semua. Rahmat bisa seketika mnjdi adzab bagi kaum yg ingkar perintah. Ada beberapa hal yg dpt kita ambil pelajaran dr kisah adzab hujan di atas:
  1. Kesyirikan yg pertama dimulai jaman Nabi Nuh alaihis salam hingga mjd 'alasan' diutusnya nabi Nuh alaihis salam.
  2. Islam melarang penghormatan yg berlebih pd org sholeh yg bsa jd berubah mengkuktuskan, walaupun kpd makhluk terbaik Rasulullah shalallohu alaihi wassalam sekalipun.
  3. Pandainya setan menjerumuskan kaum yg jauh dr ilmu 
  4. Penyakit syirik akan selalu ada di semua jaman

#mari belajar dr masa lalu. Masa lalu tak sekedar cerita dan kenangan usai, namun jd sejarah yg tak pernah berhenti mengajari kita dalam melintas waktu. Setiap kejadian ada hikmah yg dikandung, ada ilmu yg hendak disampai. Hanya pandai tidaknya kita mengurainya.

Semoga bermanfaat,
Musim hujan telah datang kembali, semua tak lepas dari kehendak Ilahi yg menjadikannya rahmat bagi makhluk bumi. Hujan adalah rahmat selama kita mampu mensyukurinya.
Persiapkan diri kita menyambut musim hujan. Jaga kesehatan supaya tetap bisa beribadah, jaga lingkungan supaya tak jd musibah, jaga hati kita supaya tak mudah mengeluh atas karunia yg penuh manfaat ini.... Marhaban ya musim hujan...




#sendang di bawah rintik hujan 25/11/15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar