ahmadnursanto

Sabtu, 08 Juni 2013

sekilas tentang tulungagung


ANALISIS GLOBALISASI DI TULUNGAGUNG
Globalisasi ditandai denngan perubahan dan perkembangan dalam teknologi. Diantara perkembangan teknologi adalah munculnya warung internet (warnet) di lingkungan masyarakat, mulai kota sampai desa, mulai kota besar sampai kota kecil tidak terkecuali Tulungagung. Karena itu tidak aneh jika dimana-mana dapat kita temui warung internet (warnet).
Warnet sebagai dampak dari globalisasi tentu sangat berpengaruh dalam masyarakat terutama terhadap konsumen. Seperti yang kita lihat pengguna warnet tidak hanya kalangan dewasa saja, tetapi, mulai anak SD sampai orang dewasa. Bila warnet digunakan oleh orang dewasa, hal itu tidak mengapa, tetapi bagi anak usia SD, warnet seolah menjadi lingkungan baru dalam dunia permainan mereka. Bisa dilihat dimana-mana perbandingan pengguna warnet antara orang dewwasa dengan pelajar, maka akan lebih dominan digunakan pleh anak usia sekolah.
Memang perkembangan teknologi, misalnya warnet, selalu membawa dampak yang selau menyertainya. Bahkan dalam konteks udaya Indonesia, perkembangan warnet menjadi sesuatu yang sangat baru seiring perkembangan dunia internet.
Diantara dampak positif dari perkembangan teknologi terhadap masyarakat adalah masyarakat dapat mengetahui informasi dari seluruh dunia, juga dapat melakukan bisnis online. Sedangkan pada anak-anak dapat mengerjakan tugasnya dengan mencari di internet agar lebih mudah dan cepat selesai, selain itu juga anak-anak dapat mencari informasi lain tentang kebutuhan pendidikannya dan dapat menemukan artikel-artikel atau blog-blog tentang suatu meteri dalam pendidikan.
Memang saat ini di Tulunggagung anak-anak sekolah mulai di perintahkan untuk maksimal dalam penggunaan internet sebagai pendukung proses pendidikan. Bahkan di beberapa sekolah mulai ada inovasi penggunaan teknologi dalam pendidikan yang  biasanya di sebut pendidikan berbasis internet.
Sedangakan dampak negative dari adanya warnet adalah anak-anak dengan leluasa main game online yang menyebabkan mereka lupa akan tanggungjawabnya, seperti lebih mementingkan main game daripada makan dan belajar bahkan karena kecanduan game online tersebut mereka berani berbohong pada orang tua seperti meminta tambahan uang saku dengan alasan adanya iuran di sekolah atau pun untuk membeli peralatan-peralatan sekolah. Dan tak jarang juga mereka berangkat dari rumah minta izin untuk  pergi ke sekolah tapi pada kenyataannya mereka bolos sekolah karena ke warnet main game. Selain itu sikap dan perilaku mereka meniru tokoh dalam game online yang kurang patut dalam perilaku sehari-hari di dunia nyata. Dan anak-anak juga menjadi berperilaku kasar serta kurang sopan kepada orang yang lebih tua.
Dan karena perkembangan teknologi dan banyaknya warnet juga banyak anak dibawah umur yang sudah melakukan tindakan-tindakan yang belum sepantasnya dilakukannya misal adanya kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur kepada temannya sendiri bahkan ada yang sudah hamil diumur yang masih belasan tahun karena mereka dapat mengakses blog yang salah seperti situs porno  yang kemudian mereka tiru, tak jarang juga mengekibatkan adanya perselisihan yang kemudian berujung pada tindakan anarkis seperti tawuran.
Sedangkan pada orang dewasa banyak dijumpai penipuan yang melalui bisnis online, serta kejahatan yang lain seperti gendam, penculikan melalui perkenalan lewat jejaringan sosial.
Mempertimbangkan berbagai aspek dan dampak dari globalisasi semacam munculnya warnet ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya globalisasi membawa kemajuan dan perkembangan peradaban masyarakat. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan yang dibawa arus globalisasi memiliki dampak negative yang sangat besar. Karena itu dalam perspektif pendidikan global, maka perlu adanya tanggung jawab penuh dari praktisi dan lembaga pendidikan untuk serius mendidik siswa agar bertanggung jawab dalam menggunakan kemajuan teknologi yang ada. Misalnya dengan maraknya warnet dengan semua dampak yang ada.
Jika praktisi dan lembaga pendidikan tidak mampu membendung dampak negative dari arus kemajuan teknologi, maka semakin ke depan akan sulit diwujudkannya pendidikan berkarakter yang saat ini menjadi jiwa pendidikan dan mimpi pendidikan Indonesia.
Guru sebagai praktisi pendidikan perlu mengembangkan kemampuan dalam ha teknologi untuk mengantisipasi perubahan pada anak didik terkait globalisasi, baik perubahan secara fisik maupun psikologi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa realitasnya guru, terutama di tulungagung masih jauh tertinggal dari cepatnya arus perubahan dalam konteks globalisasi. Salah satu contoh dalam hal ini adalah ketidakmampuan guru dalam Uji Kemampuan guru (UKG) yang akhir-akhir ini dilakukan terhadap para pendidik (guru). Dari beberapa berita di surat kabar dinyatakan bahwa lebih dari 50% guru tidak lulus dalam ujian tersebut. Bisa dibayangkan, bagaimana para guru akan mampu mengejar kemampuan siswa dalam teknologi jika hanya ujian UKG saja tidak bisa menggunakan computer. Memang disatu sisi UKG tidak murni ujian computer, tetapi dari analisa UKG, guru mayoritas tidak mampu menggunakan computer, yang notabene symbol dari kemajuan teknologi dalam konteks perspektiv global.
Pengembangan kemampuan guru dalam IPTEK terutama penggunaan teknologi komputer adalah sebuah antisipasi terhadap laju perkembangan kemampuan anak didik yang bisa saja melampaui perkembangan psikologi di usia mereka sehingga dikhawatirkan terjadinya hal negatif di kalangan peserta didik.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar