ANALISIS GLOBALISASI DI TULUNGAGUNG
Globalisasi
ditandai denngan perubahan dan perkembangan dalam teknologi. Diantara
perkembangan teknologi adalah munculnya warung internet (warnet) di lingkungan
masyarakat, mulai kota sampai desa, mulai kota besar sampai kota kecil tidak
terkecuali Tulungagung. Karena itu tidak aneh jika dimana-mana dapat kita temui
warung internet (warnet).
Warnet
sebagai dampak dari globalisasi tentu sangat berpengaruh dalam masyarakat
terutama terhadap konsumen. Seperti yang kita lihat pengguna warnet tidak hanya
kalangan dewasa saja, tetapi, mulai anak SD sampai orang dewasa. Bila warnet
digunakan oleh orang dewasa, hal itu tidak mengapa, tetapi bagi anak usia SD,
warnet seolah menjadi lingkungan baru dalam dunia permainan mereka. Bisa
dilihat dimana-mana perbandingan pengguna warnet antara orang dewwasa dengan
pelajar, maka akan lebih dominan digunakan pleh anak usia sekolah.
Memang
perkembangan teknologi, misalnya warnet, selalu membawa dampak yang selau
menyertainya. Bahkan dalam konteks udaya Indonesia, perkembangan warnet menjadi
sesuatu yang sangat baru seiring perkembangan dunia internet.
Diantara
dampak positif dari perkembangan teknologi terhadap masyarakat adalah
masyarakat dapat mengetahui informasi dari seluruh dunia, juga dapat melakukan
bisnis online. Sedangkan pada anak-anak dapat mengerjakan tugasnya dengan
mencari di internet agar lebih mudah dan cepat selesai, selain itu juga
anak-anak dapat mencari informasi lain tentang kebutuhan pendidikannya dan
dapat menemukan artikel-artikel atau blog-blog tentang suatu meteri dalam
pendidikan.
Memang
saat ini di Tulunggagung anak-anak sekolah mulai di perintahkan untuk maksimal
dalam penggunaan internet sebagai pendukung proses pendidikan. Bahkan di
beberapa sekolah mulai ada inovasi penggunaan teknologi dalam pendidikan
yang biasanya di sebut pendidikan
berbasis internet.
Sedangakan
dampak negative dari adanya warnet adalah anak-anak dengan leluasa main game
online yang menyebabkan mereka lupa akan tanggungjawabnya, seperti lebih
mementingkan main game daripada makan dan belajar bahkan karena kecanduan game
online tersebut mereka berani berbohong pada orang tua seperti meminta tambahan
uang saku dengan alasan adanya iuran di sekolah atau pun untuk membeli
peralatan-peralatan sekolah. Dan tak jarang juga mereka berangkat dari rumah
minta izin untuk pergi ke sekolah tapi
pada kenyataannya mereka bolos sekolah karena ke warnet main game. Selain itu
sikap dan perilaku mereka meniru tokoh dalam game online yang kurang patut dalam
perilaku sehari-hari di dunia nyata. Dan anak-anak juga menjadi berperilaku
kasar serta kurang sopan kepada orang yang lebih tua.
Dan
karena perkembangan teknologi dan banyaknya warnet juga banyak anak dibawah
umur yang sudah melakukan tindakan-tindakan yang belum sepantasnya dilakukannya
misal adanya kasus pemerkosaan yang dilakukan oleh anak dibawah umur kepada
temannya sendiri bahkan ada yang sudah hamil diumur yang masih belasan tahun karena
mereka dapat mengakses blog yang salah seperti situs porno yang kemudian mereka tiru, tak jarang juga
mengekibatkan adanya perselisihan yang kemudian berujung pada tindakan anarkis
seperti tawuran.
Sedangkan
pada orang dewasa banyak dijumpai penipuan yang melalui bisnis online, serta
kejahatan yang lain seperti gendam, penculikan melalui perkenalan lewat
jejaringan sosial.
Mempertimbangkan
berbagai aspek dan dampak dari globalisasi semacam munculnya warnet ini, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya globalisasi membawa kemajuan dan
perkembangan peradaban masyarakat. Tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa kemajuan
yang dibawa arus globalisasi memiliki dampak negative yang sangat besar. Karena
itu dalam perspektif pendidikan global, maka perlu adanya tanggung jawab penuh
dari praktisi dan lembaga pendidikan untuk serius mendidik siswa agar
bertanggung jawab dalam menggunakan kemajuan teknologi yang ada. Misalnya
dengan maraknya warnet dengan semua dampak yang ada.
Jika
praktisi dan lembaga pendidikan tidak mampu membendung dampak negative dari
arus kemajuan teknologi, maka semakin ke depan akan sulit diwujudkannya
pendidikan berkarakter yang saat ini menjadi jiwa pendidikan dan mimpi
pendidikan Indonesia.
Guru
sebagai praktisi pendidikan perlu mengembangkan kemampuan dalam ha teknologi
untuk mengantisipasi perubahan pada anak didik terkait globalisasi, baik
perubahan secara fisik maupun psikologi. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa
realitasnya guru, terutama di tulungagung masih jauh tertinggal dari cepatnya
arus perubahan dalam konteks globalisasi. Salah satu contoh dalam hal ini
adalah ketidakmampuan guru dalam Uji Kemampuan guru (UKG) yang akhir-akhir ini
dilakukan terhadap para pendidik (guru). Dari beberapa berita di surat kabar
dinyatakan bahwa lebih dari 50% guru tidak lulus dalam ujian tersebut. Bisa
dibayangkan, bagaimana para guru akan mampu mengejar kemampuan siswa dalam
teknologi jika hanya ujian UKG saja tidak bisa menggunakan computer. Memang
disatu sisi UKG tidak murni ujian computer, tetapi dari analisa UKG, guru
mayoritas tidak mampu menggunakan computer, yang notabene symbol dari kemajuan
teknologi dalam konteks perspektiv global.
Pengembangan
kemampuan guru dalam IPTEK terutama penggunaan teknologi komputer adalah sebuah
antisipasi terhadap laju perkembangan kemampuan anak didik yang bisa saja melampaui
perkembangan psikologi di usia mereka sehingga dikhawatirkan terjadinya hal
negatif di kalangan peserta didik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar